
Ciamis, 24 Oktober 2025 – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis sukses menyelenggarakan penutupan Sekolah Lapang (SL) atau Farmers Field Day Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan tahun 2025. Acara ini diadakan di Desa Golat, Kecamatan Panumbangan, dan menandai berakhirnya program intensif selama tiga bulan yang diikuti oleh kelompok-kelompok petani setempat.
Kegiatan SL ini mendapatkan bimbingan langsung dari Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian, Novi Nuryanti S.E.,M.P, serta penggiat pertanian organik dari Gaccor, Alik Sutaryat. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada petani mengenai pentingnya menjaga ekosistem pertanian dan meningkatkan produktivitas melalui metode organik.
Novi Nuryanti menjelaskan bahwa SL ini menggunakan metodologi yang komprehensif, dimulai dari pelatihan persiapan hingga pelatihan intensif selama tiga hari. “Kami membuka wawasan petani terkait kondisi tanah yang sudah kekurangan unsur hara. Ada ulasan, uji kemampuan mengikat air, daya kapiler tanah, dan uji aerasi tanah. Informasi ini memberikan pencerahan bahwa kondisi tanah kita sudah sakit,” ujarnya. Penambahan bahan organik menjadi solusi penting untuk meningkatkan produktivitas dan mengembalikan ekosistem pertanian yang terputus akibat praktik yang kurang bijak terhadap alam.
Para petani diajarkan cara mengelola ekosistem pertanian secara bijak, termasuk penggunaan bahan organik yang menghidupkan mikroorganisme seperti bakteri pengurai, plankton, ciro, dan musuh alami. “Banyak petani yang belum tahu bahwa ada hewan yang membantu mengendalikan hama, seperti capung, tomcat, belalang kumis panjang, katak, dan laba-laba. Kami edukasi mereka melalui SL ini,” tambah Novi.
Selain itu keunggulan pertanian organik, “Dari bulirnya lebih berisi, kandungan proteinnya lebih tinggi, dan lebih sehat untuk dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan kimia dan pestisida kimia.” Ia juga mengakui bahwa mengubah mindset petani dari pertanian kimia ke organik adalah tantangan utama. “Kita harus menyentuh hati mereka, bahwa alam kita sudah rusak dan kita harus berbuat baik terhadap alam dengan memasukkan bahan organik.”
Hasil ubinan menunjukkan rata-rata 5,66 kg, yang jika dikonversi mencapai 9 ton/ha GKP. “Ini membuktikan bahwa meskipun tanaman mengalami serangan WBC, dengan pengendalian yang ramah lingkungan, hasilnya tetap tinggi, sebanding dengan yang konvensional,” jelas Novi.
Kepala Desa Golat, Rukman Abdilah, menambahkan bahwa pihaknya sangat mendukung program ini karena termasuk dalam program ketahanan pangan dan berpotensi didukung dari dana desa. Dengan keberhasilan SL ini, diharapkan para petani di Kabupaten Ciamis dapat terus mengembangkan pertanian organik dan menjaga kelestarian lingkungan.












