deJurnal,Ciamis,- Dinas Ketenaga Kerjaan (Disnaker) Kabupaten Ciamis menerima kunjungan kerja dari Komisi D DPRD Kabupaten Cilacap, Selasa (21/10/2025).
Kunjungan dilakukan dalam rangka studi komparasi mengenai strategi penanggulangan pengangguran di Kabupaten Ciamis, yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat pengangguran terendah di Jawa Barat.
Rombongan Komisi D DPRD Cilacap diterima langsung oleh Kepala Disnaker Ciamis, Dase Fadlil Yusdy Mubarok, S.H., bersama para pejabat struktural di Aula Kantor Disnaker Ciamis.
Dase menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024,
tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Ciamis hanya mencapai 3,37 persen, dengan 22.974 orang penganggur dari 681.600 angkatan kerja.
“Capaian ini tidak datang tiba-tiba. Kami berupaya menekan angka pengangguran dengan program yang berkelanjutan dan terukur,” ungkapnya
Berikut Data Ketenagakerjaan Kabupaten Ciamis Tahun 2024 (Sumber: BPS, Sakernas Agustus 2024)
-Jumlah Angkatan Kerja: 681.600 orang
-Jumlah Penganggur Terbuka: 22.974 orang
-Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT): 3,37%
-Tingkat Kesempatan Kerja (TKK): 96,63%
-Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK): 68,14%
Menurut Dase, keberhasilan tersebut merupakan hasil dari kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga pelatihan kerja (LPK), dan masyarakat.
Untuk menjaga stabilitas lapangan kerja, Disnaker Ciamis menerapkan tiga strategi utama yang telah terbukti efektif menekan angka pengangguran hingga di bawah rata-rata provinsi.
Strategi pertama difokuskan pada peningkatan keterampilan masyarakat melalui pelatihan berbasis kompetensi.
Setiap tahun, lebih dari 525 peserta dilatih secara langsung oleh Disnaker Ciamis dalam berbagai bidang keterampilan, seperti menjahit, otomotif, tata boga, komputer, dan bahasa asing.
“Kami tidak sekadar melatih, tetapi memastikan peserta memiliki keterampilan yang benar-benar dibutuhkan dunia kerja,” ujar Dase.
Pelatihan disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan industri, sehingga lulusan PBK dapat terserap kerja dengan cepat.
Program tersebut juga didukung oleh tenaga instruktur bersertifikat dan fasilitas pelatihan yang terus diperbarui.
Strategi kedua dijalankan dengan memperkuat peran LPK sebagai mitra Disnaker dalam mencetak tenaga kerja siap pakai.
Pembinaan dilakukan melalui supervisi, pelatihan instruktur, serta dukungan sarana dan prasarana.
“LPK menjadi ujung tombak kami dalam memperluas jangkauan pelatihan. Dari sinilah lahir tenaga kerja terampil yang siap bersaing,” kata Dase.
Selain itu, beberapa LPK di Ciamis telah menjalin kerja sama internasional, termasuk program pemagangan ke Jepang yang kini banyak diminati.
Melalui dukungan APBD, peserta magang difasilitasi untuk memperoleh pelatihan bahasa dan etos kerja Jepang sebelum diberangkatkan.
Strategi ketiga adalah penerapan pelatihan berbasis penempatan industri, yang memastikan setiap peserta pelatihan langsung diarahkan ke dunia kerja.
Model tersebut dijalankan melalui kerja sama (MoU) antara Disnaker dengan berbagai perusahaan di Ciamis, Tasikmalaya, dan Majalengka.
“Kami menjalin komunikasi intens dengan dunia usaha. Begitu perusahaan membutuhkan tenaga kerja, kami siap menyalurkan peserta pelatihan yang kompeten,” jelas Dase.
Hasilnya, tingkat serapan tenaga kerja dari peserta pelatihan meningkat signifikan.
Disnaker juga memfasilitasi Job Fair (Joker) tahunan yang melibatkan lebih dari 10 perusahaan dengan 1.200 lowongan kerja, dan sekitar 50 persen pelamar berhasil diterima kerja.
Dikatakan Dase berbagai program unggulan Disnaker Ciamis dijalankan dengan dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta sinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Salah satu bentuknya adalah program Pelatihan Berbasis Penempatan Industri (PBPI) yang menekankan pada keterampilan sesuai kebutuhan pasar kerja.
“Program PBPI sangat strategis karena memastikan setiap peserta pelatihan mendapatkan pekerjaan sesuai kompetensinya,” kata Dase
Dase menegaskan komitmen Disnaker Ciamis untuk terus memperluas kesempatan kerja, memperkuat jejaring industri, serta meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Keberhasilan tersebut dengan menekan pengangguran bukan hanya soal angka, tetapi tentang bagaimana masyarakat memiliki keterampilan dan daya saing.
“Ciamis akan terus berinovasi. Kami ingin tenaga kerja lokal tidak hanya terserap, tetapi juga memiliki kemampuan bersaing di tingkat nasional dan global,” pungkasnya. (Nay Sunarti)