Dejurnal.com, Bandung – ‘Pernikahan Dini’, Sandiwara Sunda tiga babak karya/ Sutradara Ki Daus dimainkan oleh kelompok Lingkung Seni (LS) Dwi Murni, setelah sukses dipagelarkan di Gedung Kesenian (GK) Rumentangsiang, Jalan Baranangsiang No 1 Kosambi Kota Bandung pada tanggal 4 Nopember 2025 lalu, rencananya akan dipagelarkan kembali di tempat yang sama pada tanggal 2 Desember 2025 ini.
Ki Daus menuturkan Dini, dalam judul ‘Pernikahan Dini’ itu nama tokoh utama yang diperankan oleh Sahma. Tokoh utama lainnya Ki Daus yang berperan sebagai Juragan Ijon. Selain itu ada Popon Poningsih, Den Putra, Jahra, Jaja Soulmate, Sumarjo Limbad, Mang Obey, Ma Eka, Dede Kodel , Deni Gaclik, Agus Injuk, dan Kory Oi.
‘Pernikahan Dini’ kata Ku Daus mengangkat kisah tentang seorang juragan yang memaksakan kehendaknya untuk menikahi anak di bawah umur. Cerita ini menjadi cerminan moral tentang penyalahgunaan kuasa dan pelanggaran etika dalam kehidupan sosial.
Menurut pria yang dilahirkan 25 Desember 1957 dengan nama asli Dadang Usman ini, sandiwara Sunda saat ini sudah jarang dikenal oleh generasi muda, hal ini menjadi salah satu alasan kembali digelarnya pertunjukan. Di tengah berbagai tontonan yang dapat dilihat dengan mudah melalui gawai, Ki Daus mengaku tidak takut tersaingi untuk terus menghidupkan kembali Sandiwara Sunda.
Pesan dari sandiwara ini, kata Ki Daus untuk memberi edukasi agar menghindari Pernikan dini, dan melindungi perempuan dengan hal yang positif. “Diplesetkan, diparodikan oleh Aki ,” kata Ki Daus di sela-sela Pagelaran Longser Kabayan Ngalalana Karya Rosyid E Abby di Gedung Rumentangsiang, Jalan Baranangsiang No 1 Kosambi Kota Bandung, Selasa (11/11/2025).
Ki Daus yang sejak tahun 1974 sudah aktif di dunia peran, untuk mempersiapkan pagelaran sandiwara ini memerlukan waktu seminggu. “Karena pemainnya sudah jadi, bisa inprov.
Sama Aki hanya diberi kisi-kisi, babak perbabak, peradegan, ada latihan juga menyinkronkan bloking-blokingnya dan musik. Karena ini ada unsur drama dan komedi yang durasinya hampir 1,5 jam,” kata Ki Daus yang sampai saat ini masih giat di pencak silat dan kegiatan shooting untuk layar kaca.
Ki Daus bersyukur pagelaran Sandiwara Sunda masih diminati masyarakat. “Alhamdulillah Pa Kadis Parbud Jabar juga merespon, juga Kadis BP3AKP Jabar juga ada, karena ini ada nilai edukasinya,” katanya.
Dengan pagelaran Sandiwara Sunda ini Ki Daus juga memiliki kepuasan batin yang tak terhingga. Selain ia bisa menghidupkan kembali Sandiwara Sunda, pemain bermain dengan lugas dan puas, penonton juga terhibur.
“Aki merasa termotivasi mau menghidupkan lagi sandiwara Sunda tradisional. Mungkin ke depan Aki mau membawakan cerita babad (kerjaan). Sekarang memulai lagi cerita roman,” pungkas Ki Daus.* Sopandi












