Dejurnal.com, Bandung – Hari ini, 30 Desember 2025, tiga tahun lalu, tepatnya 30 Desember 2022 organisasi Jurnalis Independen Bersatu (JITU) berdiri. Menjelang pergantian tahun 2025 ke 2026, Kepala Pusat Pengembangan Relasi Media Massa JITU, Dwi Arifin menyampaikan terimakasih kepada narasumber, relasi, atau mitra kerja organisasi yang selama ini memberikan kontribusi atau partisipasi untuk produktifitas dan kualitas karya jurnalistik.
Serta secara khusus Dwi juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang berinisiatif atau suka rela meningkatkan eksistensi organisasi yang memiliki moto “Persatuan Akselerasikan Kemajuan”, dan berupaya menjalankan kinerja organisasi dengan prinsip memprioritaskan “Fakta, Logika, Etika dan Estetika”
JITU, kata Dwi merupakan organisasi profesi berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia AHU-0013060.AH.01.07 Tahun 2022 dan terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa Politik di tingkat Provinsi atau Daerah.
Dalam tubuh JITU terdiri dari perwakilan jurnalis dari media cetak, media online, televisi dan radio. Berdiri berdasarkan Undang-undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers/Media Massa. JITU hadir di Indonesia berperan menjalankan fungsi sosial kontrol, serta menjadi mitra kerja pemerintahan, pihak swasta dan berbagai lintas organisasi.
Dwi memaparkan, selama tiga tahun berbagai program JITU telah terlaksana, tidak akan berjalan optimal, jika dalam prosesnya tanpa mengutamakan kerjasama. “Misalnya melalui sebuah prinsip kolaborasi Hexahelix atau model kolaborasi inovasi yang melibatkan enam aktor utama: Pemerintahan, Akademisi, Perusahaan, Komunitas Masyarakat, Media Massa, dan Hukum/Regulasinya. Dengan arah fokus memberikan manfaat seluas-luasnya kepada berbagai pihak,” katanya
Dwi mengaku, program tersebut di antaranya :
Jurnalis Seribu Relasi
Program dengan tujuan memperluas relasi jurnalis untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas atau kesempurnaan referensi dari setiap karya jurnalistik yang akan diterbitkan di media massa, serta meningkatkan jumlah publik bacanya.
Pelestarian Bahasa Daerah & Penguasaan Bahasa Asing :
Program dengan tujuan melestarikan bahasa daerah yang ada di Indonesia dan penguasaan bahasa asing bagi publik baca media massa, sebagai modal persaingan global.
Safari Jurnalistik :
Kegiatan jurnalis berkunjungan ke mitra kerjanya untuk menumbuhkan kesinergisan dengan relasi media massa atau mengunjungi tempat-tempat khusus yang dijadikan bahan penelitian untuk karya jurnalistiknya.
Dialog Pembangunan Bangsa :
Strategi menghubungkan berbagai pihak yang memiliki keahlian atau kewenangan untuk bersama-sama menghadirkan konsep hingga solusi. Sebagai referensi kebijakan pemerintah atau rancangan program organisasi dan kegiatan kemasyarakatan jangka panjang.
Jurnalis Insvestigator & Mediator :
Team khusus yang terdiri dari berbagai pihak untuk melaksanakan tugas investigasi dan mediasi, bertujuan mengumpulkan berbagai referensi atau rumusan solusi dari masalah yang muncul ke publik.
Jurnalis Multi Talenta :
Pembentukan jurnalis yang multi talenta melalui keahlian tambahan sebagai bekal pengabdian kepada masyarakat, berpartisipasi untuk antisipasi hingga aktif dalam penanganan masalah sosial.
Jurnalis Religius :
Perluasan peranan jurnalis dalam bidang keagamaan untuk menjadi pelayan umat.
“Menyambut tahun 2026, JITU berharap setiap kebersamaan dengan tujuan mulia tetap akan berlanjut di tahun depan. Serta tumbuhnya kebersamaan baru atau kolaborasi yang lebih bermakna dan mendatangkan kebaikan dari setiap karya jurnalistik untuk publik bacanya,” pungkasnya.***Sopandi











