Dejurnal.com, Bandung – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung kembali menggelar Job Fair Spirit Bedas. Kali ini di Alun-alun Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Kamis (21/8/2025).
Job Fair ini sebagai salah satu realisasi janji politik Bupati dan Wakil Bupati Bandung Dadang Supriatna dan Ali Syakieb menciptakan 50.000 wirausaha muda dan lapangan kerja pada periode kedua kepemimpinannya di Kabupaten Bandung tahun 2025-2030.
Untuk itu, setiap tahunnya ditargetkan 10.000 wirausaha muda dan lapangan kerja. Hingga saat ini sudah terealisasi lebih dari 4000 orang yang sudah ditempatkan baik di dalam maupun luar negeri.
Job Fair di Alun-alun Margaasih ini membuka kesempatan kepada 300 orang pencari kerja (pencaker) yang tersebar di 9 perusahaan terbaik dan 1 LPK yang sudah bermitra dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung.
Mewakili Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung Dadang Komara, Sekretaris Disnaker DA. Hidayat membuka Jog Fair tersebut.
DA. Hidayat berharap Job Fair Spirit Bedas ini dapat meningkatkan produktifitas perusahaan masing-masing yang menerima kesempatan para pencari kerja tersebut.
“Job Fair ini bagian dari program prioritas Pak Bupati Bandung, di antaranya untuk menempatkan 50.000 calon pencari kerja selama lima tahun kedepan, artinya 10.000 orang setiap tahunnya. Itu program Pak Bupati Bandung yang harus dilaksanaken oleh SKPD, termasuk oleh Dinas Ketenagakerjaan,” kata Hidayat.
Hidayat menjelaskan Dinas Ketenagakerjaan sudah 9 kali melaksanakan Job Fair, dan 3 kali diantaranya bertepatan dengan menyambut Hari Jadi ke-384 Kabupaten Bandung. Selain itu dilaksanakan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, setelah ada aspirasi dari masyarakat yang disampaikan melalui anggota dewan.
Menurutnya, sebelumnya Job Fair dilaksanakan di Pangalengan, Rancaekek, Cilengkrang, Ibun, Baleendah, dan hari Rabu ini di Cangkuang. Besok, Kamis (21/8/2025), diagendakan Job Fair di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
“Ini tiap tahun kita keliling melaksanakan Job Fair di setiap kecamatan. Para pencari kerja jangan putus asa, sebab ada pencari kerja sempat mengikuti tes bahasa Jepang sampai 29 kali dan test ke 30 lulus bisa berangkat ke Jepang dengan gaji Rp30 juta lebih setelah mendapatkan posisi terbaik di Jepang.” katanya.
Hidayat mengungkapkan sebab masih banyak pengangguran itu, karena skill yang dimiliki oleh para pencari kerja tidak sesuai dengan lapangan kerja. 70 persen lapangan kerja itu di tekstil dan garment, sementara lulusan sekolah perkantoran dan lain sebagainya.
“Makanya, Pemkab Bandung melakukan kegiatan terobosan lagi. Lulusan SLTA yang tidak sesuai dengan skill yang dibutuhkan oleh lapangan kerja, akan diberikan kompetensi atau pelatihan yang baru. Misalnya, administrasi perkantoran, diberikan pelatihan jahit atau garment, otomotif dan lain sebagainya, sehingga mendapatkan 2 sertifikat kompetensi, pertama dari sekolahnya, dan keduanya melalui pelatihan yang dilaksanakan Dinas Ketenagakerjaan,” tuturnya.
Hidayat mengatakan angka pengangguran di Kabupaten Bandung masih mencapai 6,36 persen. Memang bisa dikatakan ironis bahwa di Jawa Barat gudangnya industri, tetapi angka penganggurannya masih besar.
“Pak Gubernur juga menekankan bagaimana mengurangi angka pengangguran. Ini merupakan program prioritas, bukan hanya dari Pemkab Bandung saja, tapi pusat juga sama dalam rangka mengurangi angka pengangguran,” katanya.
Dikatakannya, Dinas Ketenagakerjaan juga sudah berkoordinasi dengan BPS (Badan Pusat Statistik) untuk mengetahui sensus angka pengangguran di Kabupaten Bandung. Berharap angka pengangguran bisa diketahui setiap 4 bulan sekali, bukan lagi setahun sekali.
Dinas Ketenagakerjaan pun berusaha untuk menjalin kolaborasi dengan Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan dinas lainnya, dalam sinergitas pengurangan angka pengangguran terbuka di lapangan.
“Melalui pelaksanaan Job Fair ini, Dinas Ketenagakerjaan akan merintis penempatan tenaga kerja melalui antar daerah. Ada tiga mekanisme penempatan tenaga kerja, di antaranya antar daerah, apabila di tempat industri itu tidak tersedia tenaga kerja,” katanya.
Ia berharap kedepan Pemkab Bandung bisa bekerjasama atau melakukan MoU dengan pemerintah setempat, di mana ada kesempatan untuk lapangan kerja bagi para pencari kerja asal Kabupaten Bandung.
“Kita bisa mengirim tenaga kerja asal Kabupaten Bandung ke luar daerah, apabila angka penganggurannya masih tinggi kita dapat melaksanakan mekanisme untuk menempatkan tenaga kerja antara daerah,” ujarnya.** Sopandi