Dejurnal, Ciamis – Kabupaten Ciamis kembali mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Baru-baru ini, Ciamis meraih penghargaan bergengsi sebagai kategori kota kecil untuk “Clean Land” (Lahan Bersih) pada ajang The 6th ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award dan 5th Certificates of Recognition (CoR) Ceremony yang digelar di Langkawi, Malaysia, 2–3 September 2025, yang merupakan penghargaan prestisius dalam rangkaian 18th ASEAN Ministerial Meeting on The Environment (AMME).
Penghargaan tersebut disambut hangat berbagai kalangan, termasuk dari tokoh ulama. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ciamis, KH. Arief Ismail Chowas, menilai capaian tersebut merupakan wujud kesadaran kolektif antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Arief mengungkapkan rasa syukur sekaligus kebanggaannya atas predikat yang diraih Kabupaten Ciamis, penghargaan yang diterima menjadi pengakuan nyata bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan semakin meningkat.
“Alhamdulillah, kita mendapatkan kepercayaan itu. Predikat ini bukan hanya kebanggaan bagi pemerintah, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Ciamis. Karena kebersihan sejatinya adalah bagian dari iman, sebagaimana dalil annadhofatu minal iman,” ungkapnya Minggu (07/08/2025)
Menurut Arief capaian tidak lepas dari peran serta seluruh elemen, mulai dari aparatur pemerintah, ulama, hingga masyarakat.
“Apalagi Kabupaten Ciamis sangat didukung oleh Kepala Daerah untuk kedisiplinan terkait sampah, terimakasih kepada Bupati Ciamis dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan yang bersih,” ucapnya
Meski mendapat penghargaan, Arief menegaskan bahwa kesadaran menjaga kebersihan harus terus ditingkatkan. Ia menyoroti pentingnya menghidupkan kembali budaya gotong royong melalui program Jumat Bersih yang dahulu rutin dilakukan masyarakat.
“Dulu ada gerakan gotong royong yang namanya Jumat Bersih. Itu perlu dibangkitkan lagi, bukan hanya di instansi, tapi sampai ke tingkat RT. Masyarakat bisa kembali terbiasa membersihkan lingkungan sekitar, baik jalan desa, perkampungan, hingga jalan kabupaten,” jelasnya.
Arief menilai, program sederhana seperti Jumat Bersih dapat menjadi bentuk tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan.
“Gerakan ini juga bisa memperkuat rasa kebersamaan antarwarga serta menumbuhkan kepedulian sosial,” tuturnya.
Lebih lanjut, Arief menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Menurutnya, sinergi semua pihak akan melahirkan gerakan yang lebih berkelanjutan.
“Ulama bisa memberikan teladan, pemerintah membuat kebijakan, dan masyarakat ikut serta menjalankan. Kalau semua saling mendukung, insya Allah Ciamis bisa semakin maju dan tetap dikenal sebagai kota yang bersih,” tuturnya
Arief juga mengingatkan bahwa masyarakat Ciamis dikenal patuh pada ulama dan ajengan. Hal ini menurutnya menjadi modal besar untuk terus mendorong kesadaran kolektif menjaga kebersihan, karena sejalan dengan ajaran agama.
“Alhamdulillah masyarakat Ciamis masih manut kepada para ulama. Kalau sudah diarahkan oleh para ajengan, insya Allah akan lebih mudah dijalankan. Karena menjaga kebersihan bukan hanya urusan duniawi, tapi juga bagian dari ketaatan kepada Allah SWT,” pungkasnya. (Nay Sunarti)