Dejurnal.com, Garut – Keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Pameungpeuk, Enung Nurcahyani yang dikabarkan disiksa sampai ngesot mengungkapkan bahwa awal keberangkatan Enung ke Saudi terkesan dipaksakan. Pasalnya, Enung pernah di medical check up dan memiliki riwayat penyakit jantung sehingga tak bisa berangkat.
“Tapi duka kumaha, ku PT nu ieu mah medical checkup teh tiasa lolos (entah bagaimana, oleh PT yang ini medical chekup bisa lolos,” ungkap Nurodin, ayahanda PMI asal Pameungpeuk, Enung Nurcahyani ketika ditemui dejurnal.com di Pameungpeuk, Rabu (31/3/2021).
Hal senada pun diungkapkan oleh ibunya Enung serta suaminya Udin yang ikut mengherankan Enung bisa berangkat ke Saudi sementara secara medik dinyatakan tak sehat.
“Ketika sudah berangkat ke Saudi dan dipertanyakan hal tersebut ke pihak PT malah minta ganti rugi ke keluarga jika Enung harus dipulangkan,” ungkapnya dalam bahasa Sunda.
Berkaitan hal itu, Forum Pemuda Peduli Garut telah menyediakan diri untuk mendampingi keluarga PMI Enung Nurcahyani untuk ikut membantu mengusahakan yang bersangkutan pulang.
“Selain ikut membantu proses kepulangan Enung Nurcahyani, kami juga menduga ada indikasi tindak pidana perdangan orang (TPPO) dalam kasus Enung ini,” ujar Sekjen FPPG, Pian Sopyana.
Kendati demikian, lanjut Pian, pihaknya sedang megumpulkan bukti-bukti konkrit untuk bisa menyeret pihak-pihak yang memberangkatkan Enung dengan pola-pola tipu daya seperti ini.
“Kita pun tentu akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Garut dan aparat penegak hukum khususnya Polda Jabar dan Mabes Polri,” tandasnya.
Sebagai lembaga yang peduli dengan Garut, lanjut Pian, kasus Enung ini harus menjadi contoh bagi warga Garut yang berniat bekerja ke luar negeri untuk berhati-hati dan mengikuti alur yang prosuderal sesuai aturan.
“Jangan sampai terjebak dengan iming-iming yang menggiurkan namun menjadi simalakama,” pungkasnya.***Raesha