Dejurnal.com, Ciamis – Beberapa warga Desa Cintaratu Kecamatan Lakbok yang tanahnya akan dipasang Pipa BBM CB3 milik Pertamina mengaku beberapa hari ke belakang ini didatangi orang yang mengaku aparat untuk meminta agar warga tidak ikut-ikutan menghalangi jalannya pekerjaan pemasangan pipa.
“Beberapa hari kebelakang ini saya didatangi pihak aparat, dengan dalih akan menempuh jalur hukum, bahkan tidak hanya mendatangi saya tetapi juga pihak aparat beberapa hari ini intens selalu ada di daerahnya dengan dengan tujuan mendatangi beberapa warga sekitar dengan upaya seakan jangan ikut-ikutan dalam menghalangi pekerjaan pipa,” ujar Agus yang ditemani Yogi.
Lanjutnya, warga masyarakat tidak terpengaruh dengan hal itu bahkan bereaksi ketika alat berat diturunkan ke wilayah kami,” ujarnya.
“Kami semua melihat ko, saat seperti pengawalan dan mendatangi rumah warga yang lain, hanya saja karena kami juga sudah terbentuk paguyuban, maka kita pun mengkomunikasikan dengan Ketua Paguyuban,” jelasnya.
Menurut beberapa warga, arahan dari Ketua Paguyuban agar menahan diri untuk tidak emosi dan berbuat anarkis. “Kami pun bisa menahan, meskipun pada dasarnya kami semua sudah sangat emosi karena pihak kontraktor memaksakan alat kerja masuk guna mungkin bisa dilakukan pekerjaan,” terang Agus.
Hal senada disampaikan Riyadi Slamet warga Dusun Cikawung, Desa Cintaratu didampingi beberapa rekannya yang juga melihat saat alat kerja itu masuk dan tampak seperti dikawal pihak aparat.
“Kami mengetahui dan memang banyak warga yang melihat. Hanya saja, karena disitu tampak terlihat beberapa aparat, maka kami pun hanya bisa diam saja.,” ujarnya.
Riyadi pun mengungkapkan adanya pihak aparat yang mendatangi beberapa warga termasuk beberapa pengurus dan anggota yang tergabung dalam paguyuban.
“Dimungkinkan, mereka kesulitan untuk mempengaruhi warga agar pembangunan bisa berjalan, mungkin. Maka akhirnya, pihak aparat turun tangan dan kami melihat seperti pengawalan alat kerja mereka masuk,” ujarnya.
Menurut Riyadi, pihaknya dan warga sudah menerima intimidasi yang dilakukan oknum jauh-jauh hari namun tak mempan, sementara pembangunan Pipa BBM ini harus berjalan, maka kali ini dilakukan dengan cara seperti ini.
“Sebenarnya bagi warga simpel, selesaikan saja dulu sengketa tanah yang terdampak akibat pembangunan Pipa BBM sebagaimana janji atau pernyataan pihak Pertamina pada waktu itu,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Riyadi, pertemuannya pun hingga empat kali, namun sampai sekarang pihak PT Pertamina tak kunjung juga menyelesaikan yang akhirnya tentu ini pun sempat dan kedepannya bisa menimbulkan konflik.
“Beberapa warga sempat berkumpul guna menyikapi persoalan tersebut, akan tetapi karena beberapa warga yang hendak menyetop atau memberhentikan alat masuk itu dilarang oleh pihak yang dituakan (Ketua Paguyuban) maka kita pun hanya bisa diam dan melihat alat kerja mereka turunkan dan masuk kewilayah kami,” pungkasnya.***Jepri Tio