Dejurnal.com, Garut – Kebanyakan yang hadir berkerumun dalam kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada tidak tahu bahwa saat ini memasuki 40 Hari wafatnya Almarhum Asep Nandang, sang Kepala Desa Cangkuang inisiator Desa Wisata (Dewi) Desa Cangkuang dan BUMDES Assyifa.
Salah satu warga Desa Cangkuang, Amang yang sejak awal dilibatkan dalam rintisan Dewi Cangkuang merasa sedih dengan adanya kunjungan Menteri Sandiaga Uno.
“Betapa tidak sedih, jujur saya tidak kuat ingin menangis, karena ingat almarhum Kepala Desa yang terus berjuang keras walau kondisi beliau sedang sakit, mewujudkan impian harapan warga masyarakatnya, sampai ajal merenggutnya, beliau belum bisa menikmati malah mendahului kami, kami yang ditinggal pergi masih berduka dan mengenang 40 hari wafatnya beliau,” ujarnya sambil berlinang air mata.
Amang pun menirukan pidato almarhum kepala desa Cangkuang saat rapat Dewi di BUMDES Assyifa Cangkuang.
“Siapa saya hanya Haji Asep Nandang Assyifa, dan seorang Kepala Desa, yah.. Mungkin nanti yang bisa menikmati dan merasakan anak cucu, semoga dengan kehadiran Dewi menjadi obat semua orang,” Kenang Amang menirukan pidato almarhum Kades Cangkuang H. Asep Nandang
Amang berkeyakinan, sang menteri dan beberapa pejabat Garut tak ingat terhadap ide wisata sang Kepala Desa yang sudah wafat.
Ia juga bersedih hati dan makin teringat kepada almarhum kepala desa ketika Menteri Sandiaga Uno tak sempat mencicipi kue Burayot di hadapan warga masyarakat binaan Bumdes Desa Wisata Cangkuang.
“Nanti saya cicipi, ya nanti dimobil saja yah.” ujarnya menirukan kata Sandiaga Uno ketika warga memberinya cindramata Kue Burayot sambil diiringi lagu sayonara yang dinyanyikan emak emak penghantar pulang sang idola. “Sayurnara.. sayurnara …buat apa susah buat apa susah, susah itu tak ada gunanya.”
“Mungkin jika pak kades masih ada, pak menteri pasti makan burayot berdua,” ujarnya berandai-andai.***Yohannes