Dejurnal.com, Garut – Polemik terkait permasalahan sampah di Kabupaten Garut, seperti tak tidak ada ujung solusinya, tentunya ada beberapa faktor penyebab. Padahal Pemda Garut sendiri tiap tahunnya untuk penangan sampah ini terus mejadi skala perioritas utama, bahkan anggaranya mencapai puluhan bahkan ratusan miliar rupiah sungguh angka yang cukup pantastis namun tetap saja tidak ada solusi.
Terkait penanganan sampah, Bupati Garut H. Rudy Gunawan SH., MH., MP menjelaskan bahwa selain adanya pola kerjasama Pemda Garut dengan Pemprov Jabar, berkewajiban membuang sampah di Legok Nangka Nagreg Kabupaten Garut merupakan Program Startegi Nasional (PSN) dengan angka anggaran cukup Pantastis sekitar Rp 18 Miliar.
“Ya benar kita salah satu kabupaten yang berkewajiban sebagai pemasok sampah di Legok Nangka dengan kapasitas 150 Ton Perhari, yah ini salah satu upaya kita Pemda Garut untuk mengurangi terkait permasalahan sampah selama ini, dan terkait masalah nilai itu 18 Miliar, masih perlu ada negosiasi, bagi Pemprov Jabar itu mungkin nilai tidak seberapa, untuk itu rencana Pemda Garut akan membeli tambahan armada dumtruk sekitar 8 Unit kapasitas 12 ton,” terang Bupati Garut kepada dejurnal.com.
Sementara ketika disinggung tentang upaya pemilahan sampah Bupati Garut mengatakan hal itu tak bisa dilakulan.
“Ga bukan begitu, terkait kalau kita yang ngurus pemilahan sampah repot dong, tahukan lokasi Legok Nangka disana itu kemiringan jalannya 15 derajat makanya kita harus beli armada yang baru,” Jelas Bupati Garut.
Pantauan dejurnal.com di lapangan, pemandangan tidak sedap tumpukan sampah di tiap sudut kota Garut menjadi pemandangan tiap hari, kendati berbagai progam dan stimulan diberikan belum mampu menangani sampah di Kabupaten Garut.
Gerakan Ayo Berjanji Buang Sampah Pada Tempatnya yang pernah digaungkan mantan Kadis LH H. UU Saepudin pun kurang mendapat perhatian padahal berdasarkan informasi dibiayai APBD Kabupaten Garut dan hampir disetiap pelosok spanduk terpampang akhirnya menambah kesemrawutan kota..
Disisi retribusi sampah, masyarakat terus dipungut petugas, bahkan Pemda Garut sedang melakukan lelang jabatan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Garut yang tentunya diharapkan Kadis baru mampu menyelesaikan terkait penanganan sampah di Kabupaten Garut ini.
Fenomena pemandangan tumpukan sampah menjadi celotehan warga masyarakat bahwa Garut kini berubah jadi kota sampah, pasalnya kini hampir tiap harinya bau busuk sampah dan berserakan dimana – mana. Jauh sekali dari catatan sejarah bahwa Garut sempat dijuluki Kota Intan oleh Presiden RI yang Pertama Ir. Soekarno.***Yohaness