DeJurnal.com, Bandung – Hasil riset mengenai Sesar Lembang yang terbit di jurnal internasional Tectonophysics pada 13 Desember 2018, yang dikerjakan oleh Dr. Mudrik Rahmawan Daryono S.T, M.T. dan rekan-rekan mengungkapkan bahwa Sesar Lembang memiliki potensi gempa kuat, yakni bisa mencapai Mw (Momen Magnitudo) 6,5 sampai 7,0 magnitudo;, yaitu sekitar 5 kali lipat memiliki kekuatan gempa yang lebih kuat pernah terjadi di Yogyakarta tahun 2006.
Dr. Mudrik Rahmawan Daryono S.T, M.T. mengatakan bahwa secara teori bahwa kita sudah dalam fase pelepasan energi, dimana yaitu Sesar Aktif ini yang akan bememiliki periode rulang (“ulang tahun gempa”) antara 170 sampai 670 tahun.
Saat ini, kita sudah berada pada tahun ke-570an dari kejadian gempa yang terakhir. Artinya, bisa terjadi gempa, tapi belum diketahui kapan,
Gempa diperkirakan akan terjadi dari Lembang sampai ke seluruh wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dsk). Oleh karena itu, kita perlu siap siaga untuk menghadapi gempa tersebut.
“Setidaknya kalau kita sudah siaga gempa, bencana apa pun kita akan siap. Otomatis juga, kesiapsiagaan pangan pun akan siap” ungkap beliau.
Untuk menghadapi hal itu, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Bandung sedang mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang tentunya akan sangat bermanfat kepada masyarakat Kota Bandung untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Dalam rapat pengurus FPRB Kota Bandung yang dilakukan di 910 Café, Jl. Rajamantri Kulon No.2 pada tanggal 19 Agustus 2022, membahas beberapa kegiatan yang tentunya akan segera dilakukan.
Trio Meirdiano selaku Ketua FPRB Kota Bandung dan sekaligus yang memimpin rapat tersebut menjelaskan beberapa poin yang akan dilakukan. Pembahasan tersebut diantaranya membahas mengenai persiapan untuk membentuk Kelurahan Tangguh Bencana, khususnya untuk se-Kota Bandung, dan pelatihan untuk memberikan pengetahuan ditingkat pelajar.
Selain itu memperluas sosialisasi dan edukasi mengenai kebencanaan kepada semua segmen melalui berbagai cara, seperti kepada kaum rentan dan disabilitas, lansia, pelaku usaha dan lainnya. Salah satu cara untuk sosialiasi, peran pelaku media juga harus pro-aktif akan berita kebencanaan.
Untuk edukasi, kita bisa langsung melakukan pertemuan diskusi di daerah-daerah yang memang rawan sekaligus assessment pemetaan lapangan.
Program yang akan dilakukan ini tentunya program yang sangat luar biasa, karena hal ini akan membuat masyarakat lebih paham mengenai kewaspadaan menghadapi bencana.
Butuh kolaborasi yang baik dengan pemerintah Kota Bandung. Hal ini juga akan memperlihatkan sejauh mana perhatian pemerintah terhadap situasi dan kondisi terkini di Masyarakat.
Selain memang FPRB adalah unsur pentahelix, tapi peran pemerintah sangat penting terhadap tugas dan tanggung jawabnya akan kesiapan ini.
Wali Kota melalui perangkat OPD-nya harus bisa memberikan akselerasi untuk program mitigasi bencana. Ini sangat jelas akan berpengaruh, apabila semua adaptif terhadap isu kebencanaan.
“Karena saat ini, urusan bencana di Kota Bandung adalah domain Bidang PB di bawah Komando Dinas Kebakaran, karena Kota Bandung belum memiliki BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) maka jelas harus menjadi perhatian Pimpinan menyangkut fungsi dan kewenangan yang terbatas.” Ujar Ketua FPRB Kota Bandung kepada awak media.
Dengan demikian ini perlu pengawasan extra agar semua mau bekerja sama dan tidak saling menyalahkan terkait urusan kebencanaan. Beberapa tabulasi kejadian di Kota Bandung harus bisa menjadi bahan pertimbangan, seperti kejadian longsor, banjir dan kejadian lainnya yang pernah terjadi.
Dengan kekuatan kurang lebih 40 organisasi yang menjadi anggota FPRB yang terdiri dari berbagai organisasi multi disiplin, Rencana kegiatan terdekat yang akan dilakukan adalah pembentukan perangkat FPRB di tingkat Kelurahan untuk menunjang program “Kelurahan Tangguh Bencana” yang dimiliki oleh Pemerintah.
Program ini tentunya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai mitigasi kebencanaan, dan kesiapsiagaan bencana. Selain itu juga, FPRB Kelurahan pada program Kelurahan Tangguh Bencana ini tentunya akan dapat melakukan komunikasi langsung setiap harinya kepada FPRB Kota Bandung melalui Radio Komunikasi yang dipantau langsung oleh BNPB.
Dengan demikian, dapat mempermudah komunikasi yang dilakukan jika seandainya terjadi bencana, Selain dari program tersebut, FPRB Kota Bandung juga sedang mempersiapkan kegiatan yang akan dilakukan ke sekolah-sekolah yaitu FPRB Goes To School.
Program ini bertujuan menumbuhkan pengetahuan mengenai kebencanaan dari mulai sejak dini. Kegiatan akan dilakukan kepada sekolah-sekolah disetiap tingkatannya yang berada di Wilayah Kota Bandung.
Mari kita bekerja sama dan mendukung program-program mitigasi dan pengurangan risiko bencana bersama FPRB Kota Bandung untuk menciptakan masyarakat yang tangguh, dan membuat Kota Bandung lebih siap menghadapi bencana sesuai dengan mottonya
“NGAROPEA TATAR UKUR, BEBENAH LEMBUR. ULAH TANGGAH TAPI KUDU TANGGUNG. HADE TANGTUNGAN, SILIWANGI PANUTAN. FPRB NYA’AH KA BANDUNG.”
Informasi mengenai FPRB Kota Bandung juga dapat di akses melalui Instagram FPRB Kota Bandung. ***Deri Acong