dejurnal.com, Subang – Hingga saat ini warga masyarakat Desa Sumbersari Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang
menjalankan tradisi peninggalan nenek moyang yang telah berjalan sejak ratusan tahun yang lalu.
Tradisi tersebut berupa upacara Ruwatan Bumi. Merupakan ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang telah diperoleh dari hasil bumi.
Kepala Desa Sumbersari Muadin menggelar rapat persiapan acara ruatan bumi yang di lakasakan di kantor Desa Sumbersari bersama warga untuk membentuk panitia ruatan bumi.
Di jelaskan oleh Kepala Desa Sumbersari Muadin bahwa Kami menggelar rapat tersebut guna persiapan acara ruatan bumi biar lancar, aman dan kondusif.
“Ruwatan berasal dari kata Ruwat atau ngarawat ( Bahasa Jawa ) yang artinya memelihara atau mengumpulkan. Makna dari mengumpulkan adalah mengajak masyarakat seluruh kampung hasil buminya untuk dikumpulkan, baik yang masih mentah maupun yang sudah jadi atau dalam taraf pengolahan.” Ujar Muadin
Tujuannya selain rasa syukur tadi sekaligus sebagai tindakan tolak bala dan penghormatan terhadap para Leluhurnya.
Pelaksanaan ruwatan bumi di Desa Sumbersari akan di laksanakan pada hari jumat tanggal 20 Oktober 2023 dan di lanjutkan Pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober itu acara hari jadi Desa Sumbersari yang ke 41 tahun dan di meriahkan oleh wayah golek giri harja 3 dari Bandung dengan dalang Dadan Sunarya yang akan berlangsung di tanah lapang Desa Sumbersari.
Masing-masing Dusun memiliki ciri sendiri-sendiri, namun pada intinya mereka melakukan ritual ke Agamaan yang kental dengan peristiwa budaya. Dan di ramaikan dengan budaya gotong singa ciri khas kesenian Subang.
Hal sendana di ungkapkan oleh Juharman sebagai kasi perencanaan yang akrab di sapa Ucok, pada tahun yang lalu, setiap tahun selalu diselengarakan ruwatan bumi. Dengan dipimpin ketua kampung,dan Kepala Desa serta Warga setempat berkumpul di tanah lapang sambil membawa Tumpeng / Arakan Forum itu skaligus digunakan untuk bersilaturahmi diantara warga, Karena setelah ritual kagamaan selesai seluruh warga bergembira ria murak tumpeng sambil ngobrol dan bersenda gurau.***Asep