Dejurnal.com, Bandung – Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bandung, Dadang Supriatna yang bisa menjadi tuan rumah yang baik dalam penyelenggaraan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional (GPTPN) IX/ 2024 di Komplek Gedong Budaya Soreang ( GBS) Kabupaten Bandung.
“Terima kasih atas semuanya. Venue, kemudian penyelenggaraan yang baik. Luar biasa, dari sambutan tadi Pak Bupati. Kalau semua bupati seperti bapak saya kira swasembada ketahanan pangan akan bisa kita pakai, ” kata Sudaryono.
Hal tersebut disampaikan Sudaryono saat membuka GPTPN IX/ 2024 di GBS Kabupaten Bandung, Sabtu (27/7/2024),
bertujuan untuk mewujudkan kemandirian benih tanaman pangan untuk kedaulatan pangan menuju Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini digelar selama tiga hari, dari tanggal 27 hingga 29 Juli 2024.
Pernyataan Bupati Bandung yang mendapat pujian Wamen Pertanian itu yakni, bahwa upaya Pemda Bandung dalam menjaga ketahanan pangan dengan kebijakan di antaranya lahan sawah abadi dibebaskan dari pajak untuk setiap tahunnya. Kemudian tidak boleh memperjual belikan lahan sawah tersebut untuk digunakan perumahan atau industri, kecuali masih untuk lahan pertanian.
Pernyataan Dadang Supriatna lainnya yang mendapat pujian Wamen Pertanian yaitu dari taun 2021 pasca Covid 19, 2022 Bupati Bandung sudah memberi kebijakan berupa insuren. Bagi petani yang gagal panen diberi Rp 6 juta / hektar, dan jika ternak sapi mati diberi Rp 10 juta / ekor.
Dalam kesempatan itu pula, Sudaryono mengatakan, bahwa pangan pertanian itu menyangkut kelangsungan hidup dan kelangsungan kedaulatan bangsa.
“Karena pertanian inilah yang menyediakan pangan.Sektor pangan ini tidak boleh bisnis
biasa-biasa saja, tapi harus sentuhannya luar biasa, ” kata Sudaryono.
Sudaryono menjelaskan, bahwa sektor pangan harus menjadi satu komando. Pupuk harus menjadi bagian dari sektor yang betul -betul diawasi, dikuasai dan harus betul-betul sampai kepada orang yang membutuhkan pupuk itu, yakni para petani.
“Begitu pun benih, bibit dimana pada hari ini kita melaksanakan Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional adalah urusan pupuk dan urusan benih. Ini juga harus sesuai, harus sampai tepat waktu,” kata Sudaryomo.
Karena, jelas Sudaryono sektor pertanian itu tidak cukup yang menyediakan sudah menyediakan selesai, yang menyediakan pupuk sudah sampai selaesai.
“Begitupun yang mengurus irigasi yang penting airnya sudah sampai, tidak cukup begit, karena hasil yang diharapkan itub adalah hasil panen. Kalau semua orang hanya memikirkan sektor masing-masing, Kepala Dinas Pertanian ya sudah Kepala Dinas Pertanian, maka tujuan itu tidak pernah tercapai karena ini holistik dari hulu ke hilir harus terpenuhi, ” ujar Sudaryono.
Karena, menurut Sudaryono yang mempengaruhi hasil panen itu banyak faktor. “Bibit dan lahannya harus sesuai, airnya harus cukup, pupuk bukan sekedar cukup tapi harus digunakan tepat waktu. Jangan sampai ibarat obat baru datang orangnya sudah engga ada, ” katanya.
Maka Kementerian Pertanian, menurut Sudaryoni dalam jangka pendek ini sangat fokus terhadap antisipasi kemarau elnino. “Oleh karena itu kita ada program pompanisasi bagaimana tanah- tanah yang kemungkinan akan terdampak elnino itu bisa mendapatkan pengairan. Sehingga produktifitas kita naik. Jadi tujua ini semua tak lain adalah bagaimana hasil dari penenan kita cukup untuk memberi pangan, makan cukup bagi rakyat Indonesia,” pungkas Wamen Pertanian. * Sopandi