BerandadeNews"Air Comberan" Dipakai Penghuni Rumah Tapak, Luput Dari Tinjauan Pejabat Garut?

“Air Comberan” Dipakai Penghuni Rumah Tapak, Luput Dari Tinjauan Pejabat Garut?

Dejurnal.com, Garut – Rombongan pejabat teras Kabupaten Garut di antaranya Sekretaris Daerah (Sekda) Deni Suherlan, Asda I Didit, Asda III Yati Rohayati, Kepala BPBD Dadi Zakaria, Kabid RR BPBD Dudi, Kabid Aset BPKAD Asep Hadiyana beserta yang lainnya menyambangi rumah tapak korban banjir bandang Blok Ciseureuh, Sabtu (25/5/2019).

Sekda Deni Suherlan saat dikonfirmasi dejurnal.com di lokasi mengatakan bahwa kunjungan ini untuk meninjau hal-hal yang belum selesai agar bisa diselesaikan.

“Ini kunjungan biasa, untuk segera menyelesaikan hal-hal yang memang harus diselesaikan,” ujarnya.

Ketika ditanya soal tukar guling tanah carik desa Suci dengan rumah tapak, Deni menyatakan hal itu sudah selesai.

“Itu sudah beres, peraturan desa (perdes) nya juga sudah dibuat,” katanya.

Tak berselang lama, rombongan kemudian meninggalkan rumah tapak korban banjir bandang Cimanuk tanpa berkeliling area.

Tim dejurnal.com pun bersiap meninggalkan lokasi namun ada yang menggelitik hati saat melewati penghuni di lokasi rumah tapak, tampak ada dua orang yang sedang mengambil air dari sejenis “sumur” dan kemudian ditampung dan disaring.

Penasaran penghuni didekati dan ditanya, ternyata penghuni rumah tapak Blok Cisereuh yang sudah tiga bulan menempati area itu sedang mengambil air dari galian dangkal dan menurut mereka ini air serapan tanah, namun ketika dicium air itu berbau.

Akhirnya beberapa penghuni mengakui tentang fasilitas air yang belum juga mengalir sehingga untuk keperluan mandi dan cuci sementara menggunakan air “serapan” yang cenderung itu air comberan.

“Torn dan penampungannya sudah ada tapi belum ada airnya,” ujar Mamat, salah satu penghuni rumah tapak blok Cisereuh.

Air serapan “comberan” yang dipakai mandi dan cuci oleh penghuni rumah tapak Blok Ciseureuh, berbau (Foto : Rachmanesha).

Untuk mencukupi kebutuhan cuci dan mandi, Mamat mengaku, sebagian besar warga rumah tapak blok ciseureuh mengambil air serapan (comberan, red) yang kemudian di saring agar tidak terlalu bau.

“Kalau untuk minum yaa kita beli,” ujarnya.

Sayang seribu sayang, rombongan pejabat Kabupaten Garut yang meninjau rumah tapak Blok Cisereuh tidak menyempatkan diri meninjau langsung para penghuni rumah tapak yang memakai air “comberan” untuk kebutuhan mandi dan cuci mereka.***Yohanes/Rachmanesha

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI