Jumat, 26 Juli 2024
BerandadeNewsKondisi Pantai Wisata Sayang Heulang Sangat Memprihatinkan

Kondisi Pantai Wisata Sayang Heulang Sangat Memprihatinkan

Dejurnal.com, Garut – Maraknya pengunjung dari tahun ke tahun ke lokasi wisata pantai Sayang Heulang Kecamatan Pameungpeuk kabupaten Garut, saat ini dirasa tidak berimplikasi terhadap suksesnya tatakelola infrastruktur daerah wisata tersebut.

Padahal pendapatan retribusi karcis masuk ke area wisata tersebut bisa dikategorikan bukan nominal yang kecil. Sebab itu, suatu hal yang wajar jika masyarakat mempertanyakan dana hasil retribusi tersebut yang memang tidak terwujud dalam pembangunan wisata yang signifikan.

Kepala UPT pantai Sayang Heulang, Ateng Jamaludin, S.Hi menegaskan bahwa pihaknya tidak tahu menahu soal pengelolaan dana hasil retribusi tersebut, dirinya hanya menjalankan tugas selaku UPT untuk menyerahkan dana hasil tiap tahun ke kas daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Garut.

“Soal kemana dan untuk apa dana tersebut, kami tidak tahu. Yang jelas kami hanya menjalankan tugas untuk menyerahkan setoran uang dari retribusi ke kas daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.” Ujar Ateng, Jumat, 07/06/2019.

Menurut Ateng, setor dari retribusi karcis dari tahun 2017 , Rp 150 Juta, 2018, Rp 156 Juta dan target setor di 2019 tahun ini ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Garut sebesar Rp. 190 Juta Rupiah.

Sementara target anggaran tiap tahun dari daerah kabupaten Garut untuk alokasi sektor wisata pantai Sayang Heulang sebesar 7 M, dan dikatakan Ateng untuk selanjutnya setelah ada respon baik dari pihak Pemerintah Provinsi setelah pembangunan wisata Situ Bagendit, pihak Provinsi akan mengalokasikan dana untuk pembangunan wisata pantai Sayang Heulang sebesar Rp 130 M.

Sementara itu, kondisi fisik yang sangat memprihatikan yang tercermin dari kondisi area yang kurang memiliki estetika tatakelola layaknya daerah objek wisata mendapat sorotan dari Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) Kabupaten Garut, Raden Irfan NP.

Menurut Raden, dari presfektif ekologi, kawasan wisata ini tidak pernah bebas dari sampah sisa-sisa pengunjung.

“Tahun kemarin saya keliling area wisata pantai ini, dan kondisinya sama, sampah-sampah sisa liburan tidak pernah mudik ketempat sampah.” Ujar Raden

Raden juga menegaskan bahwa dari tahun 2016, ruas jalan arah barat dari lingkaran tugu sampai saat ini kondisinya tetap sama belum di aspal. Gapura yang ada di awal masuk kawasan pantai Sayang Heulang ditinjau oleh Raden sangat menghawatirkan roboh dan menimpa para pengguna jalan.

Kondisi malam hari jalur menuju wisata ini juga nampak gelap dan menyeramkan. Hal ini disebabkan bahwa PJU atau Penerangan Jalan Umum menuju pantai ini tidak tersedia sehingga disaat suasana malam jalur menuju wisata ini nampak gelap dan menyeramkan.

Terkait soal ini, Ateng menuturkan bahwa proses pembangunannya akan diawali tahun ini, mulai dari bangunan awal masuk, pembuatan menara dan jalan. Sedangkan untuk PJU, Ateng menuturkan bahwa itu merupakan kewenangan Dinas Perhubungan Kabupaten Garut.

Sementara pertanyaan Raden terkait alokasi dana yang sudah diterima dari tahun ke tahun termasuk dana hasil objek wisata yang menjadi sorotan publik kenapa sampai saat ini jalan arah barat dari lingkaran tugu belum diaspal, TPA tidak tersedia lengkap diberbagai titik, dan gapura gerbang awal masuk yang menghawatirkan, tidak mendapatkan penjelasan lebih lengkap dari Ateng.

Paska banjir laut (ROB) setahun yang lalu, bekas posisi tugu pemantau laut yang roboh akibat serangan gelombang pasang, kini di pasang dua tihang pendek dari batang peralon, terbentang jaring kurang lebih ukuran lebar 60 Centi meter terikat deretan huruf terbuat dari fiber bertuliskan “Sayang Heulang”.

“Maksud inspiratif pembuatan tulisan itu memang baik, namun sebetulnya untuk daerah wisata sekelas Sayang Heulang yang sangat familiar justru malah menjadi cemoohan publik.” Ujar Raden.

Dilokasi tersebut banyak para pengunjung yang berfoto selfi, namun dengan instrumen alakadarnya, apa boleh buat lokasi itu malah menuai respon publik.

“Ini hebat, sangat kreatif namun sayang, para pengunjung malah membandingkannya dengan area selfi yang ada di pantai Pangandaran.” Terang Raden.

Sebagaimana kita tahu di lokasi wisata pantai Pangandaran terdapat area selfi taman sunset yang sangat asri, bersih dan menarik. Di area ini terdapat tulisan “Pangandaran”. Banyak para pengunjung yang mengabadikan momen foto liburannya di lokasi tersebut. Maka tak ayal, ditengah arus globalisasi maraknya para pengguna media sosial, objek-objek sudut yang memiliki daya tarik selalu menjadi sorotan publik untuk berselfi yang kemudian di unggah disetiap akun media sosial miliknya.

Banyaknya sorotan publik terhadap perkembangan area wisata pantai Sayang Heulang, menandakan ada gejala yang perlu di diagnosa lebih lanjut terkait faktor penyebab molor nya laju pertumbuhan dan perkembangan objek wisata pantai ini yang sejatinya, sorotan publik tersebut merupakan representatif dari hastrat dan keinginan adanya perubahan dari kenyamanan, keindahan, serta keamanan area wisata tersebut.

Tata kelola area wisata yang optimal, kemudian pendayagunaan pemuda karang taruna yang kooperatif serta kepastian dan kejelasan hukum perundang-undangan yang mengatur tentang hal ini dijalankan dan dipatuhi oleh segenap unsur petugas dan pelaku usaha wisata, maka potensi wisata pantai Sayang Heulang sebagai objek wisata akan lebih meningkat sebagai wisata unggulan yang tertata, tertib, aman dan nyaman.

Sejauh ini, Raden menuturkan bahwa pihaknya akan meminta kejelasan pada pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga kepada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) kabupaten Garut terkait validitas karcis retribusi yang digunakan untuk sektor wisata pantai Sayang Heulang, bahkan termasuk soal pendistribusian karcis masuk di portal pantai Santolo yang statusnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah, pantai Santolo merupakan Kawasan Startegi Nasional (KSN) bukan merupakan kawasan wisata. Juga mengingat karcis yang digunakan oleh para petugas nampak terlihat berbeda-beda.***

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI