Dejurnal.com – Sumedang
Kementrian Perindustrian melalui Direktorat Jendral Industri Kecil, Menengah dan aneka ( Ditjen IKMA ) mendorong penumbuhan wirausaha industri baru dilingkungan pondok pesantren Darul Fatwa Kabupaten Sumedang melalui program santripreneur.
” Diharapkan dengan adanya program ini dapat menumbuhkan pionir – pionir wirausaha yang berasal dari santri , alumni santri ataupun masyarakat sekitar pondok pesantren. ” Kata Direktur IKM Logam, Mesin , Elektronika dan Alat Angkut , Ir Endang Suwartini M.Sc Di Sumedang , Jawabarat, Kamis ( 5/9/2019 ).
Endang menjelaskan pondok pesantren merupakan wilayah pendidikan yang tidak hanya mencakup pendidikan agama dan moralitas, namun juga pendidikan formal sampai dengan pendidikan kewirausahaan. Disamping itu , pondok pesantren memiliki peran sebagai ” Agent of Development “ yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Bentuk pembinaan yang dilakukan berupa bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/ peralatan perbengkelan roda dua. ” Adanya unit pendidikan SMK dalam naungan yayasan pondok pesantren Darul Fatwa ini mendasari kami memberikan pembinaan di sektor perbengkelan otomotif dimana selanjutnya kami berikan stimulus agar dapat menjadi wira usaha baru ” Lanjut Endang.
Endang menjelaskan peserta bimtek sebanyak 340 orang merupakan santri yang berasal dari pondok pesantren dimana dharapkan pada akhirnya menjadi wirausaha yang mandiri dan dapat pionir bagi santri lainnya untuk maju dan berkembang dalam berwirausaha. ” Para santri akan dilatih selama 3 hari , mulai dari tanggal 5 sampai 7 September 2019 , terkait skill perbengkelan roda dua serta kewirausahaan” Ujar Endang.
Fasilitasi mesin / peralatan diberikan kepada pondok pesantren dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru dari pondok pesantren. Adapun bantuan mesin yang di berikan berupa kompresor , scaner injection, charger accu , mesin nitrogen , bike lift, mesin pembuka ban, dan tool set drawer masing masing sebanyak 2 unit.
Dapat diketahui program santripreneur terus digalakan oleh Ditjen IKMA, Endang mengatakan telah membina 33 pondok pesantren selama periode 2013 hingga 2019, dengan lebih dari 7000 santri telah diberikan pelatihan produksi , serta motivasi kewirausahaan . ” Lingkup pembinaannya diantaranya pelatihan / bimbingan teknis produksi dan fasilitasi mesin / peralatan di bidang perbengkalan las, konveksi, kerajinan pengolahan roti , pengolahan kopi, daur ulang sampah, produksi garam yodium, pengolahan air minum dan produksi pupuk organik cair.” Ungkap Endang.
Berdasarkan sensus Kementrian Agama di tahun 2014 – 2015 , jumlah pontren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santr sekitar 4.028.660. Dari total 28691 pontren, sekitar 23331 pontren ( 80% ) diantaranya tersebar di 4 provinsi yaitu Jabar, Jatim, Jateng dan Banten.
” Kegiatan penumbuhan wirausaha industri pontren merupakan salah satu upaya untuk mendorong dalam membangun eksistensinya. Pondok pesantren yang didalamnya tumbuh jiwa jiwa kewirausahaan menuju landasan dasar bagi pondok pesantren untuk menuju institusi yang mandiri secara ekonomi dan finansial. ungkap Endang***
Taryana budiman