Dejurnal.com, Bandung –
Calon Kepala Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, nomor urut 2, H. Evi Ahmad Syamsurijal SH , sesalkan kebijakan P2KD (Panitia Pemilihan Kepala Desa) Margahayu Selatan (Marsel) yang mendelet pelaksanaan kampanye dialogis dari daftar agenda kegiatan Pilkades Marsel.
Demikian dikemukakan H. Evi kepada dejurnal. com, di kediamannya, Kamis (26/9/2019).
Menurut H. Evi, kampanye dialogis adalah media interaktif antara calon kades dengan masyarakat pemilih. Dia menyebut, dalam kampanye dialogis elemen masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya.
Kampanye dialogis, kata H. Evi, sebagai sarana penyampaian visi misi, program kerja, dan perkenalan kepada masyarakat yang belum mengenal calon kadesnya.
“Saya menyayangkan kenapa kampanye dialogis ditiadakan,” tandasnya.
Harapan saya, lanjut ia, sesuai aturan saja yang sudah ditetapkan. Kampanye dialogis sangat perlu untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat. Jadi masyarakat ulah ibarat meuli ucing dina jero karung.
“Kan selama enam tahun ke belakang kondisi masyarakat Desa Margahayu Selatan banyak warga pendatang, dan mungkin ada yang belum tahu siapa calon si A, si B, dan si C,” ujarnya.
Pihaknya menginginkan agenda kampanye dialogis tersebut tetap dilaksanakan.
“Kalau saya pingin sekali kampanye dialogis dilaksanakan. Karena dalam kegiatan tersebut akan muncul interaktif dengan masyarakat. Disana masyarakat bisa mengajukan pertanyaan, menyampaikan keluhan, masukan program, sehingga aspirasi masyarakat bisa jadi bahan masukan ke depannya.” Ungkap H Evi.
Ditegaskan, dalam kampanye dialogis tidak menutup kemungkinan ada masyarakat yang bertanya tentang berbagai persoalan yang berkaitan dengan kredibilitas seorang calon kades.
“Misalkan saya ada kejelekan, kan masyarakat bisa terbuka bahwa (kata masyarakat-red) kejelekan saudara itu seperti ini, sehingga saya bisa menjelaskannya.” Papar H. Evi.
Ketika persoalan ini dikonfirmasikan kepada pihak P2KD Marsel, diperoleh penjelasan bahwa dihapusnya agenda kampanye dialogis tersebut semata – mata guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan.
“Takut terjadi huru-hara dan keributan. Tadinya ya maunya itu, saya ambil contoh seperti pelaksanaan debat kaya di pilkada gubernur atau kaya debat pilpres. Tapi setelah dipikirkan yang di jaga itu jangan sampai ramenya. Kita mengharapkan suasana ini betul-betul demokratis, betul-betul rame tapi tidak sampai ada ekses lanjutannya. Begitu yang kami harapkan.” Tegas Ketua P2KD Margahayu Selatan melalui Ketua Bidang Kelembagaan, Juhana, di sekretariat P2KD marsel, Kamis (26/9/2019).
Juhana berharap, pilkades Margahayu Selatan 26 Oktober 2019 berjalan lancar, damai, sukses tanpa ekses.***
Lili Guntur/Tarybud