Dejurnal.com – Bandung
Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, melantik tiga PNS ke dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Pelantikan berlangsung karena ada jabatan yang kosong, akibat pejabat yang bersangutan sakit.
“Kepala Satpol PP lama terkena musibah. Selama ia sakit, ditangani Plt. Sedangkan dalam organisasi, masalah manajemen keuangan tidak bisa ditangani Plt yang sifatnya sementara, maka harus dilakukan rotasi,” kata Bupati seusai pelantikan, di Bale Winaya Soreang, Selasa (15/10/2019).
Ketiga pejabat yang dilantik tersebut, yakni H. Kawaludin, M.M, dari jabatan lama Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) dan Penyelamatan, menjadi Kasatpol PP. Lalu Sutarno Yono, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum Kemasyarakatan dan SDM, menjadi Kepala Dinas Disdamkar) dan Penyelamatan.
Sedangkan H. Asep Agus Maulana, Kasatpol PP, menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum Kemasyarakatan dan SDM.
Pelantikan tersebut dilakukan melalui Keputusan Bupati Bandung Nomor 821.2/Kep.592-BKPSDM/2019 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dari dan Ke Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung. Juga memerhatikan Surat Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Nomor B-3364/KASN/10/2019 Tanggal 10 Oktober 2019 Perihal Rekomendasi Hasil Uji Kompetensi dalam rangka Mutasi/Rotasi di lingkungan Pemkab Bandung.
Pelantikan, lanjut dia, dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi, percepatan pelayanan dan pengendalian manajemen keuangan serta program lainnya. Selain itu, juga sudah melalui prosedur dan aturan yang berlaku.
Meskipun hanya menentukan orang orang pejabat, prosedur tetap harus dijalankan. “Jadi ini merupakan hasil assessment (penilaian) panitia seleksi,” ujar bupati.
Ia pejabat yang baru dilantik, terus fokus terhadap kinerja dan program yang ada di perangkat daerah masing-masing. Bupati juga mewanti-wanti mereka untuk menunjukkan prestasi dan dedikasi. Untuk peran Satpol PP saat ini bukan menangani dengan kekerasan, melainkan harus elegan membawa masyarakat taat pada aturan.
“Bukan dengan tekanan. Tapi dengan memberikan pemahaman. Saya percaya saudara-saudara bisa membawa organisasi yang dipimpinnya, menjadi lebih baik,” katanya.***
Taryana budiman