Dejurnal.com, Garut – Desa Cibatu Kecamatan Cibatu, mungkin memiliki kekhasan yang tidak dimiliki desa lain. Desa ini memiliki spot-spot bernilai historis terutama bila dikoneksikan dengan jalur transportasi darat yang belakangan ini kian mem-booming dengan kehadiran kembali kereta api yang memanjangkan cerita sejarah di Kabupaten Garut. Jalur kereta api Cibatu – Wanaraja – Garut Kota memang tidak lama lagi akan menyambungkan cerita sejarah itu hingga kemudian nama Cibatu melambungkan kembali nama Garut.
Gayung bersambut, seiring dengan reaktivasi jalur kereta api itu, Desa Cibatu dibawah tangan dingin sang kepala desa, Dadang Sulaeman, kini tengah menyusun strategi membangun desanya sebagai etalase Ibu Kota Kecamatan Cibatu bahkan wajah Kabupaten Garut.
“Saat ini kami sedang menyusun strategi untuk menjadikan desa kami sebagai desa wisata budaya,” ujar kepala desa yang lebih dikenal dengan Dadang Ori, di Kantor Kepala Desa Cibatu, Jum’at (11/10/2019).
Strategi ini bukan tanpa konsep, jauh-jauh hari Dadang mendiskusikan dengan warganya, tidak memandang strata dan status, semua komponen ia rangkul guna memuluskan cita-cita desanya sebagai destinasi wisata budaya ke depan. Tidak hanya itu, tanpa lelah bersama kades lain di wilayah Cibatu ia ajak untuk melihat daerah lain sebagai bahan bagi pengembangan desanya ke depan.
“Waktu saya memang banyak main-main ke luar daerah, seperti Yogyakarta dan daerah lainnya untuk memastikan program desa wisata budaya bisa sukses kami terapkan,” ujarnya beralasan.
Kini selangkah lagi programnya akan segera terwujud seiring dengan reaktivasi jalur kereta api, semisal, di area kompleks stasiun Cibatu akan dibuat area Car Free Day, dengan penyajian seni dan budaya, kuliner, dan handicraft.
“Kami akan memanfaatkan spot-spot bangunan tua bekas rumah dinas milik PT. KAI, yang didalamnya bisa berisi hasil kreasi UKM,” kata lelaki bertubuh tinggi besar dan berkepala plontos itu penuh semangat.
Karena wajah desanya akan bernuansa budaya, kini bersama PT. KAI dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut pihaknya sedang menyiapkan para seniman tradisional yang tergabung dalam Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kecamatan Cibatu untuk menata konsep seni yang ada di Cibatu untuk disajikan.
“Nantinya, wisatawan yang turun dari kereta api kami suguhi kesenian khas kami, mulai dari seni karinding hingga seni lainnya agar mereka juga senang,” katanya.
Melengkapi wisata budaya, pihak PT KAI memberi dukungan dengan akan dibangunnya museum Charlie Chaplin memanfaatkan gedung tua yang pernah disinggahi Charlie Chaplin.
Mengingat program ini berhubungan dengan Program Wisata Terpadu, pihaknya akan mewujudkan interconnection, di mana wisatawan yang berkunjung ke Kecamatan Cibatu, merekan tidak hanya menikmati wisata di Desa Cibatu, namun bisa menikmati objek wisata lainnya.
“Wisata budaya mungkin ada di kami, namun mereka juga akan menikmati agro wisata, arung jeram atau paralayang yang dikelola desa tetangga kami,” ujarnya, seraya menambahkan, dengan menikmati objek wisata terpadu di Kecamatan Cibatu, maka setidaknya akan menambah lamanya tinggal.
Secara khusus ia memohon dukungan Pemkab Garut mewujudkan harapan masyarakat dan mendukung visi Pemkab Garut, Mewujudkan Kabupaten Garut yang Bertaqwa Maju dan Sejahtera.***Yohaness