Dejurnal.com – Bandung
Pengerjaan normalisasi sungai Citarum serta pembuatan jalan inspeksi sepanjang sepadan aliran sungai yang tengah di kerjakan oleh pihak balai besar wilayah sungai Citarum (bbws) di wilayah kecamatan Majalaya dan Solokanjeruk mengundang reaksi kekecewaan serta pertanyaan dari berbagai kalangan pihak serta masyarakat sekitar.
Diperoleh keterangan dilapangan berbagai kalangan pihak, baik warga wilayah desa Majalaya serta warga desa lainya yang setiap tahunya menjadi langganan dampak banjir akibat luapan sungai Citarum merasa kecewa dengan apa yang tengah dikerjakan oleh pihak BBWS terkait konsep normalisasi dan pembangunan jalan inspeksi yang menjadikan penyempitan Sungai Citarum.
Pasalnya dengan terjadinya penyempitan sungai yang terpakai untuk pembuatan jalan inspeksi tersebut, dikhawatirkan dengan datangnya musim
penghujan dampak genangan air kepemukiman mereka akan lebih parah.
Rasa was was warga Majalaya dan warga kecamatan lain yang bermukim di wilayah langganan banjir seperti wilayah desa Tanggulun kec Ibun,wilayah Rancabali kec Paseh kini menjadi sorotan dan memunculkan rasa kekecewaan apa yang tengah di kerjakan oleh pihak BBWS.
Seperti diungkapkan Budi kolbiana ansori warga kp talun rt 03 rw 04 Desa Tanggulun Kec.ibun
Menurutnya ,wilayahnya yang setiap tahunya menjadi langganan banjir ketika Citarum itu belum dipersempit, apa lagi nantinya tak terbayangkan genangan air di wilayah pemukimanya jika sekarang melihat yang tengah dikerjakan sungai Citarum menjadi sempit”,katanya
Budi pun menambahkan, awalnya sebagai warga yang selalu terdampak banjir kami tentu berterimakasih atas upaya tersebut karena menurut pemahaman kami , normalisasi artinya menormalkan kembali kondisi Citarum seperti sediakala yaitu
Citarum yang airnya bersih tanpa sampah dan limbah, citarum yang lebar dan dalam dengan dasar pasir/batuan bukan sendimen lumpur,”Tuturnya
“Ternyata bayangan kami salah, normalisasi Citarum yang dilakukan yang kami lihat sekarang ,adalah Citarum yang dipersempit dengan diurug untuk jalan infeksi dan dibeton.
“Kami resah menghadapi musim hujan”
Tentu anda pelaksana proyek, bisakah anda jelaskan kepada kami bagaimana perencanaan, proses pelaksanaan serta tujuan yang diharapkan atas proyek tersebut nantinya apakah akan menjadi lebih aman bagi kami.
Sebelum ada proyek tersebut kami selalu resah dalam menghadapi musim penghujan, dan setelah ada proyek tersebut yang ternyata tidak seperti pemahaman kami, keresahan tersebut semakin besar,”pungkas warga Desa Tanggulun***
Tarbud