Sabtu, 27 Juli 2024
BerandadeNewsBrigade Rakyat Tuding Banjir Garut Dampak Perubahan RTRW Kawasan Industri

Brigade Rakyat Tuding Banjir Garut Dampak Perubahan RTRW Kawasan Industri

Dejurnal.com, Garut – Banjir yang datang setiap musim hujan menjadi pembahasan dan perdebatan dalam audensi Brigade Rakyat dengan DPRD Kabupaten Garut, perdebatan terjadi karena Brigade Rakyat menuding Pemkab Garut kurang peduli atas kondisi yang terjadi di masyarakat, Jumat (17/01/2020).

Perwakilan Brigade Rakyat Asep Riswanto merasa kecewa atas sikap kurang pedulinya Pemda Garut terhadap kondisional dan yang terjadi selama ini, bermula dari kebijakan dalam Penetapan dan Penentuan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Leles menjadi Kawasan Industri Besar.

“Coba kita lihat kondisi Leles saat ini, merupakan dampak dari penetapan RTRW, Kec. Leles ditetapkan salah satu kawasan industri besar ini terkesan dipaksakan dan akibatnya ketika hujan terjadi banjir yang jadi korban siapa masyarakat lagi, sementara para pengusaha hanya mencari untung saja,” Jelasnya.

Lanjut Asep Riswanto, sejak adanya pembagunan pabrik dan galian C disana, Leles setiap musim penghujan jadi banjir, yang jadi korban warga lagi, ini artinya Pembagunan di sana menujukan tidak ramah lingkungan.

“Ini buah kebobrokan kebijakan politik dan gagalnya Garut Amazing dan Pemda Garut harus bertanggung jawab,” Tegas Asep Riswanto.

Anggota DPRD dari Partai Golkar Deden Sopiyan menanggapi bahwa banjir yang terjadi di depan Changshin sampai alun – alun Kec. Leles, memang setiap turun hujan dengan curah tinggi di wilayah itu selalu banjir, seperti yang terjadi kemarin ini agak parah sampai masuk ke lingkungan penduduk di komplek Griya Leles.

“Tahun 2019 juga terjadi banjir sampai merusak hotmix jalan di sekitar changshin dan pada saat itu, Bupati Garut turun meninjau ke lapangan bahkan berjanji tiga bulan akan di selesaikan,” ungkapnya.

Menurut Deden Sopian, berdasarkan dari hasil evaluasi dinas teknis, ada beberapa faktor penyebab banjir, salah satunya adanya saluran air pembuang yang kecil, sehingga tidak bisa menampung air yang mengalir baik dari Pabrik maupun Tambang, selain itu juga kurangnya penghijauan di wilayah terdampak oleh industri.

“Kemarin terjadi lagi banjir yang cukup besar penyebabnya masih sama tapi kendalanya tidak diselesaikan yaitu pembangunan saluran air yang diperbesar. Yang kesekian kalinya saya sarankan kepada Pemda Kab. Garut, melihat kondisi yang ada, Pemda agar secepat menyelesaikan permasalahan tersebut, agar kejadian bencana banjir tidak terus terjadi, dan sehingga masyarakat sekitarnya tidak dirugikan. Ingat musim hujan baru mulai dan ke depan masih mungkin curah hujan yang tinggi bisa terjadi, jangan sampai akhirnya timbul jatuh korban,” tutur Deden Sopiyan.*** Yohaness

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI