Jumat, 26 Juli 2024
BerandadeNewsJanggal Tagihan Air Bengkak, Pelanggan Datangi PDAM Cabang Bojonggenteng

Janggal Tagihan Air Bengkak, Pelanggan Datangi PDAM Cabang Bojonggenteng

Dejurnal.com, Kab. Sukabumi – Pelanggan PDAM Tirta Jaya Mandiri Cabang Bojonggenteng mengeluhkan pembengkakan pembayaran air PDAM yang signifikan dan sangat mencolok. Pasalnya, pembayaran air PDAM yang biasanya 7 – 8 m3 kubik per bulan, tiba-tiba melonjak menjadi 17 m3 sehingga pembayaran pun menjadi besar.

Salah satu pelanggan PDAM Cabang Bojonggenteng yang mengeluhkan hal tersebut, Uci warga Citangkil Desa Berkah, ia merasa keberatan dan juga janggal dengan tagihan air PDAM bulan Januari yang tiba-tiba membengkak secara signifikan.

“Pemakaian air PDAM saya per bulan biasanya 7 sampai 8 meter kubik, tiba-tiba membengkak menjadi harus bayar 17 kubik, yaa saya tidak terima,” ungkapnya kepada dejurnal.com, Jumat, (17/1/2020).

Makanya, lanjut Uci, dirinya langsung mendatangi kantor PDAM Bojonggenteng untuk mengetahui penjelasan tentang tagihan air PDAM.

Humas PDAM Cabang Bojonggenteng Tedi, saat dikonfirmasi dejurnal menjelaskan bahwa adanya keluhan pelanggan bernama Uci karena kesalahan input data yang dilakukan oleh petugas.

“Input data meteran air diambil dari foto, nah dari foto itu petugas salah memasukan angka, seharusnya 20 ini jadi 30 sehingga tagihan pelanggan bengkak jadi 17 m3,” paparnya di Kantor PDAM Cabang Bojonggenteng.

Tedi juga mengatakan bahwa kesalahan input data ini baru kali ini terjadi dan sudah diselesaikan dengan yang bersangkutan yaitu uang kelebihan bayar akan dibayarkan di bulan depan.

Ketika ditanya sistem penghitungan meteran air seperti itu, Tedi menjawab bahwa hal itu sudah mekanisme dari PDAM pusat, pencatatan meter melalui foto dan kemudian diinput ke dalam data entry.

Terkait hal itu, Ketua LSM Gasak Kecamatan Bojonggenteng Budi Alfajri yang ikut mendampingi Uci menghadap PDAM Cabang Bojonggenteng memberikan komentar bahwa jika sistem pencatatan meterai PDAM Sukabumi polanya seperti itu, kemungkinan human errornya tinggi sekali.

“Petugas memfoto terus di kantor di input data, ketika hasil foto buram atau tidak jelas input data meteran menjadi salah, dan berakibat tagihan jadi bengkak,” ujarnya.

Sistem pencatatan meteran seperti ini, lanjut Budi, tentu harus ada pembenahan jangan sampai terulang lagi dan tentunya pelanggan menjadi tidak nyaman.

“Bisa jadi banyak pelanggan yang mengalami seperti Uci namun tidak berani untuk komplain ke PDAM, dan sistem pencatatan meteran seperti ini harus menjadi koreksi bagi Direksi PDAM,” pungkasnya.***Aldy/BA

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI