Selasa, 30 April 2024
BerandadeHumanitiWarga Purwakarta Alihkan Bantuan Dari Gubernur Jabar Pada Yang Lebih Membutuhkan

Warga Purwakarta Alihkan Bantuan Dari Gubernur Jabar Pada Yang Lebih Membutuhkan

Dejurnal.com, Purwakarta – Perihal bantuan sosial (Bansos) yang dibagikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk masyarakat terdampak Covid-19 yang tidak tepat sasaran, menjadi persoalan baru di tengah pandemi ini.

Pantauan dejurnal.com,Dua warga Desa Pasirmunjul Kecamatan Sukatani, Purwakarta yang masuk data penerima bantuan dampak Covid-19 dari Pemprov Jabar mengalihkan bantuan yang diterimanya kepada warga lain di desa tersebut yang lebih membutuhkannya.

Seperti Lilis, perempuan paruh baya warga Kampung Cihampelas RT07 RW06 Desa Pasirmunjul itu merasa tidak berhak menerima bantuan dampak Covid-19.

Dengan sukarela pemilik sawah garapan yang cukup luas di desa tersebut, dengan sukarela memberikan (mengalihkan) paket senilai Rp 350 ribu dan uang tunai sebanyak Rp150 ribu itu kepada dua tetangganya yang dianggap berhak menerima bantuan, Mak Atikah dan Mak Masriah.

“Alhamdulillah, untuk kebutuhan hidup saya mah masih ada, saya pikir masih ada yang membutuhkan, dua tetangga saya yang belum menerima bantuan. _Hatur nuhun_ pak gubernur, tapi _hapunten_ bantuannya saya alihkan untuk dua tetangga saya yang lebih membutuhkan,” kata Lilis kepada awak media, Rabu (29/4/20).

Hal yang sama juga dilakukan Imron warga Desa Pasirmunjul lainnya, pria berusia 40 tahun itu mengalihkan bantuan yang diterimanya kepada Royani.

Menurut Imron, Janda beranak dua berusia 35 tahun yang terbilang masih tetangganya itu dianggap lebih membutuhkan. Dia melihat rumah Royani masih numpang di orang tuanya, tidak punya penghasilan tetap, jadi tulang punggung keluarga.

“Hapunten abdi sanes teu
peryogi abdi hawatos kanu sanes.
Ku abdi dipasihkeun dei kanu sanes. Eta tatangga abdi gaduh putra dua status rumah numpang di orang tua. Mudah-mudahan amal sae ti sadayana janten barokah,” kata Imron.

Sementara, Kepala Desa Pasirmunjul Kecamatan Sukatani, Muhamad Hilman Nurzaman mengatakan, selain penerima yang tak tepat sasaran, data ganda penerima bantuan juga terjadi di wilayahnya.

“Di desa saya hanya 29 KK yang dapat bantuan, beberapa kami anggap tidak tepat sasaran dan beberapa ada data ganda dengan penerima bantuan program PKH. Pendataan yang selama ini dirapatkan oleh RT, RW berbeda dengan data yang dimiliki pemerintah provinsi,” ujar Hilman.(Budi)

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI