Dejurnal.com, Bandung – Selama pemberlakuan PSBB akibat pandemi Covid-19 sektor pariwisata lumpuh. Salah satunya objek wisata Kawah Putih. Diakui Cluster Manager Ciwidey Perhutani, Trisna Mulyana, selama tiga bulan sejak diberlakukannya PSBB kerugian objek wisata Kawah Putih mencapai 6 miliar dengan asumsi jumlah pengunjung 3000 orang/ hari. Dengan kondisi ini mengharuskan dari 54 karyawan Kawah Putih 50 persennya dirumahkan.
Maka dengan diberlakukannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kata Trisna, objek wisata Kawah Putih mulai melakukan simulasi bagaimana menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjung. Simulasi tersebut dimulai, Jum’at (12/6/2020).
Untuk menghimbau kepada para pengunjung atau calon pengunjung pada saat pengoperasian kembali objek wisata, kata Trisna, pihaknya telah menyiapkan pengeras suara. Disamping memberikan himbauan secara persuasif, himbauan dilakukan juga dengan pola antisipatif, seperti wajib menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan di 29 titik yang telah disediakan hand sanitizer.
Trisna menambahkan, pihaknya juga menyiapkan petugas khusus penanganan Covid -19. “Petugas ini kita sebut dengan Ranger Covid. Petugas itu akan memberikan himbauan secara aktif kepada pengunjung yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan,” terangnya.
Pihak Kawah Putih akan menjalankan masukan dari Disparbud Kabupaten Bandung, yang menyarankan hanya membolehkan 30 pengunjung/ 2 jam atau perharinya hanya ada 150 pengunjung.
Disparbud Kabupaten Bandung juga meminta pengelola objek wisata untuk menyediakan form data pengunjung. Agar lebih aman dalam pengisian form, pihak objek wisata Kawah Putih berinovasi pengisian form pengunjung itu dilakukan melalui google form.
“Kebanyakan pengisian form menggunakan pensil secara bergilir. Kita tidak ingin ada penyebaran Covid 19 melalui pensil itu, oleh karenanya kami meminta pengunjung untuk mengisi form di google form. Agar lebih aman,” tutur Trisna.
Pada simulasi New Normal dan AKB dilokasi Destinasi Kawah Putih Desa Patengang Kec. Rancabali Kab. Bandung tersebut hadir Sekretaris Disparbud, Kabid promosi dan ekonomi kreatif (promekraf) dinas tersebut, Vena Hendrawan.
Simulasi tersebut menurut Vena, untuk mengetahui sejauh mana kesiapan objek wisata dalam menghadapi penerapan New Normal dan AKB di kawasan Industri wisata yang ada dikab. Bandung.
Disparbud sendiri, terang Vena saat ini memasuki hari kedua dalam melakukan simulasi, dikawasan wisata atau Resto yang ada di kawasan Kabupaten Bandung.
“Hasil simulasi ini dapat menditeksi sejauh mana kesiapan- kesiapan yang dilakukan pengelola obyek wisata. Kalau masih belum maksimal jangan dipaksakan. Tidak usah buka dulu,” tutur Vena.
Vena mencontohkan, dalam pemakaina Barkot Google Gorm harus diuji coba dulu sebelum dipublis.
“Kalau aflikasi scan ada itu gampang, karena sesuatu yang berhubungan dengan internet itu harus ditunjang dengan kualitas sinyal. Jadi, tetap sistem manual pun harus disiapkan,” terangnya.
Untuk mendeteksi jumlah wisatawan yang masuk, terang Vena Disparbud menyarankan unruk membuat platform LBVI ( Look, Book, Vey, Injoy).
“Lihat di sosmed, boking dulu, bayar secara online. Disitu dapat terditeksi jumlah wisatawan yang masuk,” pungkasnya.*** Sopandi