Dejurnal.com, Garut – Siapa yang tidak kenal H. Rudy Gunawan SH.,MH.,MP., begitupun Wakil Bupati Garut H. dr. Helmi Budiman pasti semua menjawabannya kenal bahkan lebih itu terkadang berani lebih mengatakan, saya kan tim suksesnya…sayakan saudaradekatnya. Akan tetapi ketika ditanya kenal tidak Sri Mulyati Pedagang Cilok orang Mekarsari pasti jawabannya waduh siapa tuh Sri?
Sri Mulyati ( 46 Tahun ) Pedagang Cilok yan sedang hamil tiga bulan mengandung anak kesebelas ini merupakan Pasutri Yaya Sunarya (48 Tahun) latar elktronik dan mekanik dimana sang suami dalam kondisi tuna netra, sejak tahun 2011 telah mengalami kebutaan akibat sakit panas. Pasutri yang telah dikarunia anak sepuluh tiga meninggal dan tujuh orang anak tinggal serumah, dalam kondisi gubuk kecil syarat tidak layak huni jauh dari pada layak sehat dan nyaman sungguh ironis rasanya.
Walau Pasutri ini telah mendapatkan bantuan PKH BPNT KIS KIP, Anak dimana dua anaknya mengalami cacat fisik tidak bisa jalan hal tersebut disampaikan oleh Ketua RW. 09 Mimin Saputra kepada Dejurnal.Com.
” Yah benar warga kami ada pasutri bernama Sri dan Yaya tinggal di Knp. Garuda Mupuk RT. 03 / RW. 09 Desa Mekarsari Kecamatan Cilawu, dimana saat ini Sri sedang hamil tiga bulan dan suami Yaya maaf tidak bisa melihat, cuma anak banyak tiga meninggal, dua cacat tidak bisa jalan, tinggal dalam satu rumah, tidak layak huni yang sangat perlu dibantu oleh para dermawan khususnya Pemerintah “. Jelas Mimin.
” Saya selaku ketua RW.09 dan warga masyarakat mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas segala tenaga pikiran dan bantuan serta perjuangannya terhadap salah satu warga kami, yang memang pantas layak di perjuangkan serta mendapatkan bantuan, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Dewan Asep Mulyana ( Asep Oco ) Partai Gerinda dan Pak Haji Noer dari Partai PAN DPRD “. Imbuhnya.
Benar saja apa yang disampaikan oleh Ketua RW.09, begitu rombongan tiba rasanya miris dan tidak bisa berkata apa yang dilihat rumah bilik panggung repot lapuk dimakan usia dimana didalamnya tinggal sepuluh orang dan janin tiga bulan dalam kandungan Sri, jauh dari kata layak dan sehat.
Bahkan sempat Dewan Asep Mulyana meneteskan air mata melihat kondisi
Cahya Putra ( 16 Tahun ) tampak kurus dan kaki tangan kecil tidak bisa jalan, dan adiknya Lena Jandini ( 14 Tahun) sejak bayi tidak bisa jalan diakibatkan panas dan polio. Pasalnya mereka tetap semangat bersekolah walau pakai kursi roda dan tongkak penyangga dengan jarak tempuh satu kilometer SMP -SMK Al Hidayah ( Paket B ). Sementara sang adik Nela Surya Putri ( 10 Tahun ) Kelas 5 SD, Arman Maulana Malik ( 8 Tahun ) Kelas 3 SD.
Sementara Camat Cilawu Dra Mekarwati, M.Si., saat dihubungi Dejurnal.Com melalui WA mengatakan.
” Punten tadi lagi diluar, memang yang bersangkutan mempunyai anak empat belas anak, sebelas ada dua meninggal, satu dalam kandunga, lima sudah menikah, sudah dianjurkan, namun alasan tidak cocok KB, pernah dapat batuan PKH, KIS, KIP, Kursi roda, alat jalan, sepatu roda, yah memang Yaya bekerja sebagai tukang servis elektronik dan istrinya yang sedang hamil jualan disekolah. Untuk rutilahu sedang diajukan ” Jelas Camat Cilawu.
Asep Mulyana ( Asep Oco Gerindra ) tidak tahan saat melihat kondisi dan fakta dilapangan langsung berkordinasi dengan SKPD terkait. Saat dimintai tanggapannya kepada Dejurnal. Com masih dalam lokasi kediaman Sri.
” Saya sangat miris, maka sejak malam tadi saya terus kordinasi denga warga, yah Alhamdulillah tadi ada sedikit rezeki beras 2 Kuwintal, dan alakadarnya. Saya sangat miris ini fakta dilapangan loh, semua pihak harus segera ambil sikap, semua ini diakibatkan dari adanya kegagalan informasi data, saya akan panggil para SKPD terkait, saya tidak main – main masa program PKH dapat 500 Ribu, walau tadi dijelaskan oleh orang dinas dan Kecamatan mereka juga dapat program BPNT, KIS KIP, tapi coba lihat rumah ini kemana program Rutilahu, lantas apa saja yang dilakukan Desa, untung saja masih memiliki RW yang koperatif dan masyarakat peduli, saya minta Ketua TP2K Kabupaten Garut segera melakukan evaluasi dan tidak lapangan, jangan sampai kecolongan seperti ini tempat lain juga, yah inilah salah satu penyebabnya, nanti pokonya saya akan bahas di rapat komisi dan fraksi “. Pungkasnya. ***Yohaness.