dejurnal,Com,Purwakarta – Seni membatik merupakan salah satu tradisi leluhur bangsa Indonesia yang sarat dengan makna filosofis dan nilai kehidupan yang mencerminkan cara berpikir masyarakat.
Membatik pada mulanya merupakan tradisi turun temurun di lingkungan kerajaan. Namun kemudian berkembang menjadi pekerjaan dan mata pencaharian masyarakat yang bersifat eksklusif, terutama dikalangan perempuan.
Sejak tanggal 2 Oktober 2009, batik Indonesia telah ditetapkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) United Nation Educational, Scientific and Cultiral Organization (UNESCO).
Untuk itu, dalam upaya melestarikan budaya dan tradisi membatik, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta menggandeng PT Pegadaian (Persero) Cabang Purwakarta menggelar pelatihan membatik bagi generasi muda. Pelatihan yang diikuti puluhan kalangan milenial itu digelar di Sport Center Jaya Perkasa Purnawarman,Kamis (23/7/20)
“Melalui pelatihan ini, kami berupaya mengedukasi generasi agar mau melestarikan budaya dan tradisi bangsa sendiri. Karena suka atau tidak, tradisi itu mencirikan diri kita sendiri. Tentu, sepanjang tradisi itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai religi,” kata Kabid Kepemudaan Disporaparbud Purwakarta, Ahmad Arif Imamulhaq, mewakili Kadisporaparbud.
Menurutnya, pelatihan tersebut terselenggara berkat kerjasama dengan PT. Pegadaian (Persero) Cabang Purwakarta.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang PT. Pegadaian (Persero) Purwakarta, Wahyu Cahyono menyambut gembira dan apresiasi pada kegiatan pelatihan yang ditujukan bagi para generasi muda tersebut.
Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Purwakarta yang diwakili Disporaparbud atas terselenggaranya kerjasama ini.
“Penting bagi kami mendukung program-program pemerintah yang bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat guna merubah pola pikir dan sikap yang lebih baik, terutama dalam hal literasi finansial di kalangan generasi milenial. Insyaallaah, kerjasama ini akan dilanjutkan dengan skema yang lebih sistematis dan berkesinambungan,” ujar Wahyu didampingi Manajer Hubungan Kelembagaan Area Bandung II, Irvan Kusumah.
Diketahui, pelatihan membatik itu diasuh oleh salahsatu mojang berprestasi Jawa Barat asal Wanayasa Purwakarta Tahun 2019, Wida Awaliya Nurkhaliza Meranti.
“Saya merasa terkesan dengan inisiasi pelatihan ini. Memang setahun lalu, kami pernah berdiskusi dan alhamdulilah hari ini bisa terselenggara. Ke depan, ada gagasan untuk membentuk sekolah membatik yang diperuntukkan bagi semua kalangan. Karenanya, kami akan segera menyusun konsep silabusnya,” kata Wida yang juga berprofesi sebagai guru di SMAN 1 Sukatani itu.
Nampak puluhan peserta yang seluruhnya perempuan, antusias mengikuti pelatihan tersebut. Peserta pelatihan kali ini berasal dari para pelajar, guru-guru muda dan komunitas rajut Purwakarta.
“Kami sangat senang dengan pelatihan ini karena di samping mengisi kekosongan waktu, kami dapat mengembangkan bakat seni pada diri kami. Mudah-mudahan pelatihan ini ada kelanjutannya,” kata salah satu peserta pelatihan, Nisa Amelia. ***budi