Sabtu, 27 Juli 2024
BerandadeEdukasiGNPK RI Garut Minta Insiden Ayah Curi Hape Jangan Dijadikan Pencitraan, Audit...

GNPK RI Garut Minta Insiden Ayah Curi Hape Jangan Dijadikan Pencitraan, Audit Penggunaan Dana Bos!

Dejurnal.com, Garut – Lembaga penggiat anti rasuah GNPK RI Kabupaten Garut meminta insiden pencurian HP di Garut yang dilakukan seorang ayah demi proses belajar anaknya untuk tidak dijadikan ajang pencitraan, namun harus menjadi bahan evaluasi semua pihak utamanya dunia pendidikan Kabupaten Garut.

“Itu hal yang memalukan dan bukan untuk digembar-gembor dari sisi lain yang kemudian menjadi sebuah pencitraan,” tandas Ketua GNPK RI Garut, H. Kinkin kepada dejurnal.com saat ditemui di kediamannya, Minggu (9/8/2020).

Mencuri HP, lanjut H. Kinkin, apapun alasannya tetaplah mencuri, walaupun demi kepentingan belajar anak, namun yang lebih penting lagi untuk disikapi ialah adakah pencurian anggaran negara untuk dunia pendidikan sehingga menimbulkan pencurian lain

“Dalam kata lain, jika anggaran pendidikan dipergunakan dengan baik semata-mata untuk memperlancar proses belajar mengajar di masa pandemi covid-19, maka insiden mencuri HP demi belajar anak tak akan terjadi,” tandasnya.

Menurutnya, biarpun kita sedang dalam masa pandemi covid-19, anggaran BOS untuk setiap satuan pendidikan tidak terkurangi, pos anggaran untuk proses belajar mengajar pun tetap masih ada, hanya saja teknisnya disesuaikan dengan kondisi pandemi covid-19.

“Seluruh elemen dunia pendidikan harusnya bisa membaca kondisi ini dan sejatinya mampu memberikan solusi preventif sehingga tidak membebankan orang tua siswa dalam memperlancar proses KBM masa pandemi covid-19,” tegasnya.

GNPK RI, lanjut H. Kinkin, menduga adanya misinstruksi penerapan anggaran dana Bos oleh Dinas Pendidikan dan Penmad Kemenag bahkan mungkin dari pihak kementrian di dalam masa pandemi covid-19 kepada satuan pendidikan sehingga patut adanya audit dana BOS yang komprehensif.

“Jangan-jangan upaya korupsi berjamaah sedang terjadi di dunia pendidikan sehingga kemudian orang tua siswa mencari jalan pintas juga untuk menutupi kebutuhan anak belajar,” ungkapnya.

Ini yang seharusnya disikapi serius baik oleh pemerintah ataupun penegak hukum, jangan lantas kemudian insiden pencurian HP ini jadi ajang pencitraan seakan semua menjadi peduli.

“Ketika satuan pendidikan berbondong-bondong membuat masker, beli handsanitizer dan mengadakan wastafel untuk cuci tangan dengan kuantitas banyak, untuk siapa, toh sekolahnya juga libur, kenapa anggaran KBM dari dana Bos tidak dibelanjakan untuk mendukung belajar daring bagi siswa yang tak mampu sehingga insiden curi HP yang memalukan tak perlu terjadi,” pungkasnya.***Raesha

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI