Dejurnal.com, Garut – Adanya peristiwa seorang ayah yang mencuri handphone (HP) demi anaknya dalam memenuhi proses belajar mengajar secara daring kemudian menjadi perhatian publik sangat disesalkan oleh Ketua Serikat Guru Indonesia (Segi) Kabupaten Garut, Dr. Apar Rustam Ependi. Pasalnya, insiden terjadinya pencurian HP tersebut justru sebenarnya menampar Dunia Pendidikan Kabupaten Garut yang dianggap tidak mampu menyelesaikan persoalan proses belajar mengajar dalam masa pandemi covid-19.
Kendati mencuri HP itu demi anak untuk belajar, apa yang dilakukan Aj (40) warga Kampung Cilelang, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, di mata Segi Garut tetap tindakan yang tidak terpuji dan memprihatinkan.
“Namun dalam konteks ini saya tidak menyalahkan sang ayah, karena hal itu tidak harus terjadi jika Dinas Pendidikan memiliki formula yanh mampu menjawab solusi terlaksananya proses belajar yang notabene tidak piur mengandalkan HP,” ujar Apar yang dihubungi dejurnal.com via seluler, Rabu (5/8/2020).
Menurutnya, HP itu hanya salah satu alat agar proses belajar mengajar bisa terlaksana tanpa harus bertatap muka, namun HP juga bukan satu-satunya solusi karena masih banyak metoda lain yang bisa dilaksanakan.
“Karena Dinas Pendidikan Kabupaten Garut juga tak ada solusi lain, sehingga proses belajar daring dengan alat bantu HP menjadi satu-satunya cara, ya akhirnya ada yang nekad mencuri HP demi anak bisa belajar,” tandasnya.
Apar mengungkapkan bahwa pihaknya banyak sekali menerima laporan dari orang tua yang tidak memiliki HP sehingga anaknya tidak bisa belajar melalui proses daring. “Jangankan untuk membeli HP, membeli beras pun banyak yang masih kesulitan,” ungkapnya.
Kami yakin Dinas Pendidikan Garut tahu hal itu, lanjut Apar, namun kembali tidak memberikan solusi lain kecuali tetap belajar dengan HP.
“Dan imbasnya ketika tak mampu beli, mendorong untuk mencuri,” ucapnya.
Yang membuat miris dan memprihatinkan dalam pandangan Ketua Segi Garut, pasca insiden pencurian ini justru menjadi ajang pencitraan dunia pendidikan, padahal itu hal yang memalukan dan justru menelanjangi kemampuan Dinas Pendidikan Garut.
“Kami berharap kepada Bupati Garut untuk mengevaluasi Dinas Pendidikan, jangan pula ikut-ikutan melakukan pencitraan, dan SEGI siap menyodorkan solusi pembelajaran di masa pandemi covid-19 tanpa membebankan orang tua dengan harus punya HP,” tuturnya.
Apar pun mengkritisi peran Dewan Pendidikan Kabupaten Garut (DPKG) yang dianggap belum mampu memberikan masukan dan solusi yang signifikan bagi dunia pendidikan sehingga insiden pencurian HP ini terjadi.
“Sejatinya DPKG berperan untuk memberikan masukan kepada Disdik Garut dalam masa pandemi covid-19,” ujarnya.
DPKG, tambah Apar, terdiri dari orang-orang terpilih yang mumpuni dalam dunia pendidikan, sudah seharusnya untuk bisa mewarnai dunia pendidikan dengan ide dan gagasan baru dan solutif, bukan sekedar pencitraan pula.
“Ada baiknya, Bupati pun mengevaluasi DPKG yang belum terlihat eksistensinya secara komprehenaif,” pungkasnya.***Raesha