dejurnal.com, Garut – Warga Kecamatan Pakenjeng terheran-heran dan dibuat khawatir terhadap PLTMH yang sudah menutup aliran air sungai Cikandang Tonjong selama dua jam. Pasalnya, warga yang berada di hilir merasa dirugikan meskipun hanya dua jam penutupannya namun berakibat patal karena aliran sungai Cikandang Tonjong dipakai untuk mengairi sawah.
Keheranan dan kekhawatiran warga Pakenjeng tersebut tersirat pada berbagi komentar yang diungkapkan di media sosial dimana video penutupan aliran sungai Cikandang Tonjong menjadi viral dan menimbulkan reaksi dari warganet sekitar Pakenjeng.
Salah seorang aktifis dari Pemuda Pelopor Kabupaten Garut Ade Burhanudin yang kebetulan sedang berada di Pakenjeng membenarkan keheranan dan kekhawatiran warga, bahkan warga sudah berinisiatif untuk menyikapi hal tersebut dengan mengaudiensikan dengan pihak perusahaan beserta Forkopimcam.
“Kami selaku masyarakat tentu merasa di rugikan dengan hal ini, bukan hanya berbicara aspek kerugian secara ekonomi, namun ada yang lebih penting yaitu lingkungan,” cetusnya, Minggu (6/9/2020).
Ade Burhanudin menyebutkan, warga akan memepertanyakan tanggungjawab perusahaan terhadap kerusakan ekosistem alam dan maksud dari penutupan aliran sungai.
“Kami khawatirkan akan kerusakan ekosistem sungai, dan jika penutupan ini sering dilakukan akan berpengaruh terhadap pertanian,” pungkasnya.
Sampai berita ini ditayangkan, pihak PLTMH Pakenjeng belum bisa dikonfirmasi terkait maksud dan tujuan penutupan aliran sungai Cikandang Tonjong selama dua jam yang membuat sungai mengering.***Raesha