Dejurnal.com, Bandung – Salah satu benda pusaka yang dirumat di setiap tanggal 12 Mulud di Bumi Alit Kabuyutan adalah gamelan Goong Renteng Embah Bandong yang diyakini sebagai gamelan yang sudah ada sejak abad 16 dan memiliki laras tersendiri juga dirumat. Berikut seputar mengenal gamelan Goong Renteng Embah Banding.
Instrumen Goong Renteng
Ada 14 lagu instrumen yang dimainkan selama Goong Renteng ditabuh mengiringi acara. Ke-14 lagu tersebut yakni: 1. Lagu Ganggong: menceritakan keadaan jaman yang seisinya besar, serba luas, seperti: gunung besar (Gunung Sunda), pohon dan binatang yang besar, sungai yang besar, daratan yang luas; 2. Lagu Gonjing Patala: menceritakan gempa vulkanik ketika Gunung Sunda meletus; 3. Lagu Pangkur: menceritakan keadaan setelah Gunung Sunda meletus mengakibatkan tanah sekitarnya berantakan seperti tanah yang dibajak; 4. Lagu Galumpit Naek Angin-angin: menceritakan permukaan tanah bagian selatan Gunung Sunda retak bahkan amblas menjadikan tebing-tebing yang curam dan dalam, sehingga keadaan permukaan tanah seperti celah-celah bukit. Keadaan sunyi senyap setelah Gunung Sunda meletus. 5. Lagu Malébér: menceritakan permukaan tanah yang acak-acakan amblas ke arah utara dan selatan sehingga terbentuk Gunung Malabar; 6. Lagu Papadanan: menceritakan bagian permukaan tanah yang amblas menjadi Talagahiang. Di pinggiran Talagahiang mulai tumbuh pohon-pohon yang diawali tumbuhan berdaun panjang seperti pandan;
7. Lagu Bango Cocong (Pucung Lingkup): menceritakan hewan-hewan yang hidup di Talagahiang saat itu.
Lagu nomor satu sampai tujuh ini lebih condong menceritakan keadaan daerah Lebakwangi-Batukarut pada masa lampau. Dimulai dari daerah yang asalnya hutan belantara (leuweung ganggong) yang hancur karena letusan Gunung Sunda, yang kemudian berubah menjadi Talagahiang yang dihuni oleh berbagai macam makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan.
Sedangkan lagu ke-8. Lagu Magatruk : menceritakan ayah dan anak yang sedang bingung memikirkan hal ilmu yang diterima dari wangsit; 9. Lagu Asmarandana: menceritakan ayah dan anak yang sedang gandrung oleh ilmu; 10. Lagu Bujang Anom: menceritakan pemuda ahli bertapa datang ke wilayah Tanjungwangi/Tunjungwangi/Lebakwangi-Batukarut; 11. Lagu Joher (Galatik Nunut): menceritakan mengenai ilmu berupa sumber segalanya/cahaya dari sumber cahaya;
12. Lagu Boyong : menceritakan berhasilnya kabandangan/kaboyong/terbawa oleh ilmu yang dimaksud; 13. Lagu Sodor : menceritakan pemuda ahli bertapa menyampaikan hal ilmu yang didapatkannya kepada sang ayah, dan 14. Lagu Seseregan: menceritakan rasa bahagianya meraih ilmu yang diharapkan. Lebih condong menceritakan tentang cerita sejarah datangnya Goong Rénténg Embah Bandong ke wilayah Lebakwangi-Batukarut.
Lagu-lagu tersebut berkorelasi dengan dongeng masyarakat setempat tentang Goong Rénténg Embah Bandong yang dipercayai sebagai sejarah. Meski hingga kini titimangsa mulai kapan Goong Rentemg berada di Lebakwangi Batukarut tidak diketahui. ***Sopandi