Dejurnal.com, Karawang – Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Karawang mengaku jengkel terhadap Kasi Sapras Bidang SMP Parno. Pasalnya, bawahannya ditenggarai diduga doyan ngutil ke sejumlah SMP termasuk ke sekolah yang mendapat aliran anggaran DAK 2020 tahun kemarin yang ujungnya hanya mengharapkan pelicin.
Tidak koperatipnya Kasi Sapras bidang SMP terhadap perintah Kepala Disdikpora Asep Junaedi ramai diperbincangkan para pejabat Disdik dan pihak lainnya. Hal ini menyeruak setelah berakhirnya masa waktu pembangunan dan RKB SMP sejumlah sekolah yang jadi temuan BPK RI hingga menimbulkan tagihan ganti rugi (TGR) Desember 2020.
Menurut salah satu sumber dejurnal.com menyebutkan dan membenarkan perilaku Kasi Sapras Bidang SMP terkesan membangkang terhadap atasannya.
“Betul pa kadin juga udah jengkel terhadap Kasi sapras SMP yang dikabarkan doyan ngutil ke sekolah,” ujarnya.
Hal ini juga dikekeluhkan para Kepsek yang mengaku kerap didatangi dengan berbagai alasan padahal tidak ada tugas atau perintah Kadisdikpora, beraninya datang kepada panitia dan fasilitator serta pendamping proyek Sekolah Menengah Pertama (SMP) swakelola yang dibiyayai anggaran DAK 2020.
“Memang betul sering meminta pelicin tanpa sepengatahuan Kadisdik diduga kuat Kasi Sapras medapat restu Kabid SMP sehingga mengangkangi Kadisdiknya sendiri,” paparnya.
Kadisdikpora Karawang Asep Junaedi sudah beberapa kali memerintahkan agar Kasi Sapras Parno kooperatip terhadap media dan pihak lain yang berkaitan dengan pekerjaan proyek swakelola SMP yang dibiayai DAK, begitu juga Kabid SMP Sopandi seolah tidak melakukan pembiaran terhadap bawahannya.
“Udah disampaikan permintaan media untuk bertemu dan konfirmasi terhadap Kasi Sapras agar menjelaskan secara detail dan gamblang seputar TGR yang terjadi dalam proyek fisik DAK 2020 seperti Pembangunan swakelola SMPN 2 Karawang Timu SMPN 3 Jatisari, SMPN 1 Ciampel SMPN 1 Karawang Barat dan SMPN 2 Karawang Barat dan lainnya,” jelas Asep.
Sementara itu, Kasi Sarana dan Prasarana (Sapras) Disdikpora Suparno ketika hendak dikonpirmasi Dejurnal.com di kantornya selalu menghindar, dihubungi via
telepon seluler pun tidak mau menjawab.***RF