“Kami Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Jawa Barat memiliki arah untuk memperkuat hal tersebut,” Tandas Ketua PWRI Jawa Barat H. Hermawan, pada jumpa pers usai acara pelantikan PWRI Jabar Periode 2012-2025 di Grand Aquila Hotel, Bandung, Senin (29/03/2021).
Dikatakannya, bahwa PWRI Jawa Barat akan memiliki perhatian besar untuk mengangkat capaian serta berbagai persoalan yang terjadi di desa dan UMKM.
“Sejarah membuktikan saat terjadi krisis moneter bagaimana UMKM dan ekonomi desa menjadi “sabuk pengaman ekonomi. Dimasa pandemi saat inipun demikian,” ujar pria yang akrab disapa bang Iwan ini.
Terlebih lagi Hermawan merasa optimis seiring terbitnya regulasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa telah menjadi daya ungkit pembangunan desa dan UMKM.
Tahun 2020, tercatat jumlah desa di Provinsi Jawa Barat sebanyak 5.321 desa dengan populasi jumlah penduduk kurang lebih 50 juta jiwa, dimana anggaran yang digelontorkan ke desa di Jawa Barat senilai 5,9 triliun rupiah.
Meski demikian kegiatan ekonomi desa dan UMKM masih menyisakan banyak persoalan.
”Meski kita tahu masalah tetap ada. misalnya karena faktor SDM manajemen, tapi itu semua proses. Disini media bisa melakukan pengawasan untuk edukasi agar praktik pelaksanaan Dana Desa dan UMKM berjalan on the track,” ujarnya.
Dilain sisi, lanjut Hermawan, wajah desa di Jawa Barat juga masih banyak menunjukan keadaan yang memprihatinkan.
“Belum lama ini saya mengunjungi Wilayah Garut, masih ada desa yang belum terlaliri listrik,” terangnya.
Bisa jadi kondisi ini juga terjadi didesa lain di jawa barat, tidak hanya lisrik kemungkinannya saja. Bisa jadi ada fasilitas umum yang tidak layak, kemiskinan atau sebaliknya terdapat potensi yang tersembunyi dan belum dioptimalkan.
Menurut catatan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Jawa Barat tercatat ada 121 desa tertinggal. Untuk itu sebagai salah satu elemen bangsa PWRI Jawa Barat melalui kerja nyata jurnalistiknya akan berperan memberi kontribusi positif bagi kemajuan desa dan UMKM.
“Melalui pemberitaan kita harus menjadi sambungan antara desa-desa, UMKM dengan stake holder lainya. CEO, BUMN melalui CSR nya atau lembaga lainnya yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa,” ungkapnya menegaskan.
Dikatakan Hermawan jika ada istilah Bad news is good news maka PWRI Jawa Barat akan berbicara Good news is good news.
“Kita harus memberitakan capaian capaian yang berhasil dilakukan suatu desa dan UMKM, tapi tetap fungsi sosial kontrolnya berjalan” papar Hermawan melanjutkan.
“Dengan demikian. Diharapkan dapat menstimulasi dan insporasi bagi desa dan umkm lainnya . Dengan segala hormat ditengah berita-berita yang bombastis, saat ini menurut saya masyarakat butuh berita-berita yang ispratif, edukatif dan memberi semangat,” tegasnya.
Apa yang disampaikan merupakan sebuah fokus dan arah agar kiprah PWRI Jawa Barat bisa dirasakan manfaatnya secara kongkrit untuk desa maupun UMKM.
“Tenaga jurnalis yang bernaung dibawah PWRI terus digembleng kompetensi dan profesionalitasnya sekaligus memiliki pemahaman kebangsaan sesuai motto “PWRI Lintas Suku, Lintas Agama NKRI Satu” tuturnya.
Dengan bekal tersebut, lanjut ia, Jurnalis yang bernaung dibawah PWRI, khususnya di Jawa Barat akan banyak menyoroti dinamika desa dan UMKM. Dan apa yang PWRI lakukan dalam kerangka kesadaran berbangsa,” tandas Hermawan.
Banyak elemen lain yang memiliki fokus terhadap pembangunan desa dan UMKM. Dan PWRI akan bersinergi dengan elemen lainnya.
“Kami akan sinergi dengan elemen lainnya dalam membangun desa dan UMKM. Sekali lagi PWRI Jawa Barat optimis bisa menjadi media sambung yang megingtegrasikan desa, UMKM dengan lembaga-lembaga lainnya,”pungkasnya.***Red