BerandaGerbangDesaRangkap Jabatan Sekmat Cugenang Jadi BPD Cibulakan Menuai Sorotan, Pemerhati : Tidak...

Rangkap Jabatan Sekmat Cugenang Jadi BPD Cibulakan Menuai Sorotan, Pemerhati : Tidak Etis !

Dejurnal.com, Garut – Jabatan Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Cugenang yang dipegang oleh Neng Didi menuai sorotan sejumlah kalangan. Pasalnya, saat bersamaan dirinya juga menduduki posisi BPD Cibulakan.

Celakanya Kepala Desa Cibulakan Baden Zaki Rahman merupakan kakak kandungnya sehingga berpotensi adanya konflik kepentingan.

Menurut pemerhati BPD, Solihin menyebutkan jika posisi BPD saat ini mempunyai tugas strategis selain menyalurkan aspirasi masyarakat juga pengawasan terhadap kinerja Kades. Belum lagi BPD juga memiliki posisi untuk melakukan fungsi kontrol dengan check and balances.

“Jadi BPD itu harusnya melakukan fungsi pengawasan serta menyalurkan aspirasi masyarakat sebagaimana diatur dalam UU Desa. Tentunya efektifitas kerjanya sangat menentukan maju mundurnya pemerintahan desa, ” ujar pria yang pernah menjadi BPD 3 periode ini.

Apa yang terjadi di Desa Cibulakan, sambung Solihin, sangat miris karena jabatan BPD yang dipegang Neng Didi saat ini juga bersamaan dengan posisinya sebagai Sekmat Cugenang. Bagaimanapun juga kondisinya ini berpotensi menimbulkan konflik kepentingan karena relasi kakak-adik yang notabene Kades-BPD dan Kades-Sekmat.

“Kesimpulan nya tidak etis aja jika BPD dan Sekmat itu adik terus kakaknya Kades. Sekmat itu mempunyai tugas eveluasi sekaligus supervisi mengenai pengelolaan dana desa dan lainnya. Disisi lain juga seorang adik pasti akan melindungi kakak sebagai bagian dinasti keluarganya. Lalu neng didi itu keterwakilannya mewakili apa saat ini apakah birokrat atau masyarakat, bukankah jabatan seseorang melekat ketika membaur dalam dinamika masyarakat, ” tukasnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (26/05/2021).

Terpisah dihubungi melalui sambungan telepon, Neng Didi berkilah jika dirinya bersikap profesional dalam mengemban tugas BPD Cibulakan sekaligus Sekmat Cugenang kendati ada hubungan darah dengan Kakak kandungnya sebagai Kades. Ia juga mengaku tidak ambil pusing dengan pihak tertentu yang menuduhnya mengendalikan Kades.

“Saya ini perwakilan warga mewakili kadus 3 karena tidak ada yang mendaftar waktu itu walaupun tahu Kakak saya sudah jadi Kades. Motivasi saya untuk membangun Desa Cibulakan. Tugas pembinaan kecamatan ke desa tidak ada hambatan sama sekali. Begitupun dengan posisi saya sebagai BPD karena saya anggota dan menolak jadi Ketua walaupun pernah ditawari, ” paparmya.

Ditemui di ruang kerjanya, Kades Cibulakan Baden Zaki Rahman membenarkan jika dirinya belum berpengalaman dalam pemerintahan. Sehingga tidak berlebihan jika dirinya mempersilahkan adiknya untuk menjadi anggota BPD.

“Apa yang saya lakukan itu jalan lurus karena saya memang betul belum berpengalaman dalam pemerintahan. Apa salahnya kalau emang adik saya memberikan arahan yang benar kepada saya, ” dalihnya seraya menyebut jika dirinya mengaku tak ada konflik kepentingan dengan posisi adiknya saat ini.

Di tempat berbeda, salah seorang warga yang enggan disebut namanya mengaku heran kenapa orang yang belum berpengalaman dicalonkan jadi Kades. Kondisi tersebut jelas mengundang pihak lain untuk masuk mengendalikan agenda pemerintahan desa.

“Sudah bukan rahasia umum lagi jika posisi Neng Didi itu sangat beperan penting di pemerintah Desa Cibulakan. Kalau masyarakat ditanya, saya yakin jawaban nya sama kenapa Kades yang belum berpengalam harus dicalonkan dulunya. Kalaupun masyarakat diam karena mungkin takut aja sebab posisi adik kakak itukan strategis. Takut atuh kalau kritik nanti dikira mau menjatuhkan,,” timpalnya.***Rik/Arkam

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI