Dejurnal.com, Bandung – Ikhwanul Islam bin Ahmad (17 tahun), remaja kelas 2 SMA warga RT 05/RW 02, Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung akhirnya wafat pada Selasa malam (15/6) sekitat pukul 22.00 WIB.
Ikhwan menderita sakit paru-paru, diketahui dari hasil ronsen setelah berobat ke dokter karena batuk-batuk. Oleh orang tuanya ikhwan dibawa ke rumah sakit (RS) namun beberapa rumah sakit menolak dengan alasan tidak ada ruang rawat karena penuh pasien Covid-19.
Meski khawatir kondisi kesehatan anaknya yang semakin memburuk, tapi ayah Ikhwan mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Pasca ditolak RS UMKM Margaasih Kabupaten Bandung, RS yang terakhir didatangi, Ikhwan hanya bertahan tiga hari dan akhirnya meninggal.
Sebelum mencoba ke RS UMKN, Ikhwan ditolak di RS Otista- Soreang, RS Immanuel Bandung, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Adven Bandung, dan RS Rotinsulu Bandung. Semua rumah sakit menolak dengan alasan ruangan penuh oleh pasien Covid-19.
Di RS Rotinsulu Bandung, ayah ikhwan mengaku ada satu tempat kosong namun kata petugas RS tersebut disatukan dengan pasieun covid. Ayah Ikhwan menolak karena ikhwan bukan pasien Covid-19.
Sedangkan RS Soreang menolak karena memang ruangan penuh. Ini diakui salah satu petugas humas RS Soreang. Malahan ia menyebut petugas RS Soreangnya juga banyak yang terpapar covid-19.***di