Dejurnal.com, Garut – Penantian panjang dan melelahkan untuk mendapatkan akses jalan layak bagi masyarakat lintasan Jalan Ciparay menuju Arah Objek Wisata Makam Keramat Godog akhirnya bisa tercapai juga.
Sayangnya, di lapangan publik menilai ada kesan yang ditutupi oleh pihak ketiga, tak ada sosialisasi dan juga papan informasi terkait kegiatan tersebut, yang ada nampak ada alat berat sedang melakukan perobohan beberapa unit rumah. Selidik punya selidik akhirnya terkuak sudah bahwa kegiatan tersebut adalah titik awal pelaksanaan kegiatan proyek pekerjaan pembangunan jalan Ciparay menuju arah makam Godog.
Hal ini menjadi sorotan Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Godog (Forkompego) dimana sebelumnya pernah berkirim surat kepada Bupati Garut dan Kepala SKPD terkait agar apabila mulai rencana pembangunan jalan tersebut untuk diberitahu.
“Namun pada kenyatannya, baik pemenang lelang atau SKPD tidak pernah ada kordinasi, ketika saya melintasi di jalan menuju Godog, melihat dengan mata sendiri ada kegiatan beberapa unit rumah sedang di robohkan oleh alat berat, lalu kepada para ojeg, itu kegiatan apa? Dan dijawab pembangunan jalan ke Godog,” ungkap Ketua Forkompego, Sitorus.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika benar itu sebuah program dari Pemda untuk Proyek Pembangunan jalan menuju makam Godog kenapa Papan Proyek tidak ada, lalu pagu anggarannya berapa, siapa pemenang proyek, mana gambar proyeknya.
“Semua masyarakat berhak tahu, seberapa jauh kordinasi yang terjalin karena semua anggaran harus bisa dipertanggung jawabkan,” tandasnya.
Sitorus menegaskan, masyarakat mendukung program pemerintah karena memang butuh jalan tersebut, yang mana sudah lama rusak dan banyak korban jatuh dan selain itu jalan tersebut sering digunakan tamu yang datang dari luar daerah berjiarah kemakam keramat Godog.
“Kami minta pemborong yang profesional dengan mengerjakan sebaik-baiknya, jangan terkesan cari untung saja, sementara kami warga masyarakat jadi penonton,” tandasnya.
Kami, lanjut Sitorus, warga yang tergabung dalam Forkompego sejak awal mendorong program tersebut, bahkan sampai membuat surat kepada Bupati Garut dan Para Kepala SKPD, beberapa kali kordinasi dengan pihak Kecamatan Karangpawitan.
“Jujur saya sangat kecewa dengan sikap yang ditunjukan oleh pemborong, seolah olah itu hasil perjuangan mereka, dia lupa siapa dia, padahal proyek itu ada karena kami. Mereka beli proyek tersebut dari penguasa, seolah olah murni proses lelang, dengan itu saja sudah jelas kok, mereka bukan pengusul program, lantas kenapa Bupati Garut diam padahal kemarin bukankah ULP dan PPK bubar kenapa ada kegaitan proyek, atau sudah menjali kemesraan, ada apa semua ini, tolong hargai kami jangan terus kami dimanfaatkan karena atas ketidak berdayaan kami sebagai masyarakat, atau memang anda mau dibilang pemimpin dzalim dan jahula,” Pungkasnya.***Yohannes/Adesya