Dejurnal.com, Garut – Salah satu
Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Garut yang juga Dosen STIE Yasa Anggana, Susilawati, SPd, MPd menilai secara pribadi selama 100 hari lebih kinerja Sekda Garut sudah terlihat.
“Karena memang orangnya jiwa bekerja dan punya konsep, dan pak Sekda sekarang tidak jaga imej tetep seperti dulu, masih menyapa kalau ketemu dengan yang sudah kenal, orangnya kalau ada undangan selalu hadir dan memposisikan diri jadi pelayan masyarakat,” ungkap wanita yang lebih dikenal dengan panggilan Susi Sabion.
Sementara berkaitan Dewan Pendidikan, Susi mengungkapkan Sekda selama 100 hari ini melakukan sinergi utamanya dalam upaya peningkatan Pendidikan di Kabupaten Garut . “Alhamdullah bersinergi untuk berdiskusi IPM Garut ke depan agar meningkat,” ujarnya.
Menurut wanita pemegang salah satu Komisaris di PT. Sabion Multi Karya yang bergerak di bidang jasa dan ketenagalistrikan, berpendapat bahwa Nurdin Yana layak jadi Sekda dan pilihan yang tepat saat Garut dalam situasi pandemi covid-19.
“Beliau (Sekda) selalu hadir di berbagai acara, insya allah Sekda dibawah pimpinan H. Nurdin Yana bisa peka terhadap permasalahan yang ada di kabupaten Garut,” ujarnya.
Susi mengatakan, Sekda sekarang harus fokus terhadap tupoksinya dan tidak tergiur dengan hingar bingar politik di tahun mendatang.
“Sehingga problem yang timbul bisa dicarikan solusi jangan lamabat, persoalan di Garut banyak, jangann sampai berhenti di tengah, jabatan sekda sangat strategis untuk garut lebih baik,” ucapnya.
Kekhawatiran Susi, jika Sekda terganggu syahwat politik tentu akan mengganggu kondusifitas politik di Kabupaten Garut.
“Justru itu kalau Sekda sudah tertular syahwat politik, bakal tidak kondusif Garut, lauk buruk milu mijah ceuk sunda mah,” ujarnya sambil tertawa.
Di sisi lain, keberadaan Sekda sekarang harus netral dan fokus untuk peningkatan IPM kabupaten Garut yang jauh ketinggalan baik dari sisi ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
“Dan Sekda harus mengayomi semua SKPD dengan tidak pandang bulu,” tandasnya.
Susi menghimbau, biar tidak timbul konflik dari sekarang, Sekda harus diberi masukan dari warga Garut, masukan dari berbagi elemen dan masukan dari siapapun untuk Garut lebih baik.
“Kalau sudah melenceng dari fungsi dan tugas Sekda, kan repot,” pungkasnya.
Pandangan berbeda datang dari Ketua Serikat Guru Indonesia (SEGI) Kabupaten Garut, Dr. Apar Rustam Efendi, yang menilai dalam kurun waktu 100 hari lebih kinerja Sekda Garut, kurang respon cepat terhadap dugaan penyalahgunaan wewenang pejabat Dinas Pendidikan.
“Kebetulan dalam 100 hari kerja ini, kita sedang menyoroti kinerja pejabat Dinas Pendidikan, ya kasuistik saja menilai,” ujarnya.
Menurut Ketua Segi Garut, Sekda pejabat tertinggi ASN, ketika ramai terkait pemotongan zakat TPG, ada dugaan penyalahgunaan wewenang pejabat Disdik, Sekda Garut mestinya merespon cepat.
“Dari awal muncul isu potongan zakat TPG sampai pada pasca audiensi Segi, ini kan sudah terang benderang,” paparnya.
Ditambah, lanjut Apar, telah nyata ada guru yang memberikan kesaksian, dipotong tanpa pemberitahuan apalagi kesediaan atau kuasa pemotongan. “
“Sekda mestinya melakukan langkah klarifikasi diikuti penindakan sesuai amanat PP 11 tahun 2017 tentang disiplin ASN,” tandasnya.
Dalam hal ini, Ketua Segi mengkritisi kompetensi dasar penilaian terhadap Sekda dimana nilai kuantitatif yang diperoleh ketika seleksi musti dideskripsikan secara kualitiatif.
“Jika Anda menyimak video tentang komentar Sekda terhadap penetapan kuota PPPK Kabupaten Garut, ini menunjukkan kompetensinya,” cetusnya.
Intinya, lanjut Apar, dalam kurun waktu 100 hari lebih ini, kinerja Sekda kurang adaptif terhadap dinamika aturan kepegawaian. “Dan saya berharap, Sekda Garut bisa lebih memahami dinamika ini agar bisa bekerja lebih baik lagi,” pungkasnya.***Raesha