Dejurnal.com, Garut – Satgas covid -19 Garut harus lakukan gebrakan dan langkah -langkah besar, setiap aparat dan masyarakat harus memiliki sense of crisis, dan berada pada frekuensi yang sama yakni satu gerak, satu langkah dan satu pemikiran, karena kita sedang menghadapi musuh yang sama yaitu covid-19.
Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Garut, Karnoto yang ikut angkat bicara menyikapi kondisional melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Garut, Selasa (22/6/2021).
Menurutnya, terjadinya lonjakan kasus covid gelombang kedua sebagaimana diprediksi para analis kesehatan benar adanya. Jika sebelumnya jumlah kasus covid -19 di Garut rata-rata perhari hanya dalam hitungan jari namun belakang ini justru ratusan kasus bahkan tembus 1000 kasus dalam tiga hari.
Banyak pihak menuding mudik lebaran dan momen wisata menjadi biang kerok meledaknya angka penyebaran covid 19 di Garut. Melonjaknya covid adalah bentuk kelalaian dan kelengahan banyak pihak. Kebijakan yang tidak jelas, satgas covid yang tidak tegas dan sikap masyarakat yang lalai dan tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
Lebih jauh saat ditanya tentang langkah besar dan gebrakan yang dimaksud, Karnoto menjelaskan bahwa sebelumnya pemerintah daerah melalui satgas covid – 19 sudah efektif melakukan langkah2 pencegahan dan penanggulangan, bahkan tak ada kematian dan penularan kasus baru dalam beberapa hari yang lalu, hingga rumah sakit darurat dan ruang isolasi pasien covidpun dibubarkan.
Namun kesalahan terbesar adalah saat proses vaksinasi dimulai, semua konsentrasi nakes terarah pada proses penyuntikan, satgas covid tidak lagi melakukan tracing, testing dan treatmen terhadap kmungkinan terjadinya kasus covid baru. Semua berasumsi covid-19 akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan selesainya proses vaksinasi.
Namun realitas justru sebaliknya, proses vaksinasi belum seberapa, masyarakat sudah tidak lagi peduli dengan protokol kesehatan, disitulah ledakan penularan covid terjadi yang diperparah dengan tidak efektifnya kerja vaksin terhadap banyaknya varian covid 19. Terbukti dengan banyaknya orang yang sudah divaksin namun masih tertular covid 19.
“Maka kembalilah pada langkah awal, lakukan penyekatan dan pengetatan kegiatan masyarakat, turunkan armada-armada Damkar, kendaraan lapangan SKPD, ambulan-ambulan Puskesmas untuk mengedukasi dan menyadarkan masyarakat akan kegentingan yang sedang terjadi, intruksikan semua masyarakat agar patuhi Protokol Kesehatan 5M, berikan efek jera pelaku pelanggaran,” ujarnya.
Untuk yang terpapar lakukan tracing, testing, dan treatmen, isolasi mandiri pada kasus yang OTG, segera evakuasi ke Rumah Sakit dengan sistem triase untuk kasus yang bergejala. Untuk satu wilayah penduduk yang mengalami out break kembali lakukan lock down atau PSBB skala mikro dengan jaminan hidup dari satgas selama dua pekan.
Tentu DPRD sangat mendukung langkah jelas dan tegas dari pemerintah daerah melalui satgas covid-19 untuk bisa segera keluar dari krisis covid yang berkepanjangan. Karena pemerintah daerah telah memiliki payung hukum untuk berimprovisasi melakukan penanggulangan covid 19 hingga lengkap mekanisme refocusing penganggarannya”, jelas Karnoto yang notabene merupakan Wakil Ketua Forkopkes, wadah berhimpunnya para tenaga kesehatan di Garut.
“Ingat, Covid 19 telah makan banyak korban di Kabupaten Garut, sudah 15 ribu penduduk terpapar, 647 orang meninggal, ekonomi lesu, ribuan orang susah kerja dan cari makan. Marilah kita akhiri semua ini dengan bersama sama mentatati protokol kesehatan dan intruksi Satgas Covid-19 agar corona tidak lagi menular,” pinta Karnoto S.Kep. MSi, yang juga merupakan Ketua PPNI Garut.***Udg