Dejurnal.com, Bandung – Walau sempat molor dua tahun dari target yang direncanakeun, akhirnya proyek Floodway Cisangkuy rampung di awal taun 2021. Proyek Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang total panjangna 1,7 kilometer lebih ini tujuannya untuk mengurangi banjir di daerah Kamasan dan Banjaran Kabupaten Bandung.
Floodway Cisangkuy yaitu memperlebar sungai yang membentang di dua Kecamatan, Kecamatan Pameungpeuk dan Katapang. Beberapa sungai yang semula kecil diperbesar kiri- kanan 15 meter.
Molornya proyek ini dikarenakan beberapa hal, di antarannya proses pembebasan tanah wakaf dan carik desa yang harus melewati mekanisme khusus.
Seusai proyek ini, warga bisa merasakan jalan halus membentang, juga sungai yang sudah diperbesar jadi tempat hiburan warga yang sengaja memancing atau anak-anak yang berenang di sungai.
Misalkan saja terbentang jalan kiri-kanan pinggir sungai Ciranjeng, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang. Terbentang ke Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk.
Sungai yang diperbesar terbentang dari Ciangkuy dan bermura ke Citarum Sektor 07, yang tepatnya ada di perbatasan Desa Sukamukti – Sangkanhurip, Kecamatan Katapang. Sodetan Cisangkuy ini untuk menampung 225 meter kubik air per detik. Yang sekarang floodway, dialihkan ke sana minimal 220 meter kubik per detik. Sehingga air yang melewati Cisangkuy hanya sedikit.
Untuk mengurangi banjir di beberapa tempat di Kabupaten Bandung, selain dibangun Floodway Cisangkuy, juga torowongan Curug Jumpong di Nanjung, Kecamatan Margaasih. Tadinya curug Jumpong akan dipangkas, tapi oleh ahli geologi dilarang lantaran peninggalan ratusan ribu tahun ke belakang.
Oleh usaha-udaha yang begitu serius, termasuk memperluas sungai dan membenahi gil-gilinnya, warga yang berdomisili di daerah yang langganan banjir musim hujan taun ke depannya tempat tersebut tidak banjir. *** Sopandi