Dejurnal.com, Bandung – Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ma’arif Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung KH. Sofyan Yahya menuding Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah menekan seluruh negara dengan caranya menghadapi pandemi covid-19 yang berlebihan.
WHO menurut KH. Sofyan telah mengatur dan menekan dengan tanpa kebijakan, hingga masuk dalam ranah syariah. Yang diherankan KH. Sofyan, dengan kebijakan itu bangsa ini patuh saja tanpa berpikir.
“Kita ingat kasus corona pertama di Wuhan. Saya ingat saat itu Pak Jokowi sudah betul-betul cuek. Kemudian setelah sekarang di Wuhan ga apa-apa, malah di kita yang ribut, saling menjelekan. Padahal itu salah besar. Ini bukan salah pemerintah, bukan salah kebijakan. Memang kenyatan dunia seperti ini, ” terang KH. Sofyan Yahya saat pembukaan pembukaan acara Pembinaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) di Pondok Pesantren Darul Ma’arif, kemarin (25/8/2021).
Dengan kondisi sekarang, menurut KH. Sofyan ada dua kiblat yang hancur. Pertama kiblat demokrasi yang dibangga-banggakan para politisi Amerika. Kubu kedua, terang KH. Sofyan Yahya, yakni Arab Saudi sebagai kiblatnya umat Islam dunia.
“Arab Saudi ternyata sekarang tidak bisa dipakai rujukan. Alhamdulillah di kita masih bebas. Coba di Arab Saudi sekarang yang boleh juma’atan itu di Masjidil Haram, pengeras suara tidak boleh. Solat Tarawih di kita masih banyak dibiarkan oleh pemerintah, di Arab Saudi setengah jam harus sudah bubar,” kata KH. Sofyan.
Tuduhan terhadap WHO seperti itu disampaikan pula saat mengisi ceramah di Masjid Al-Amin Komplek Margahayu Permai, Desa Mekarrahayu kecamatan setempat, Kamis (26/8).
KH. Sofyan mengkritisi protokol kesehatan (prokes) yang dilakukan saat ini terlalu berlebihan. “Kata WHO kalau solat dirapatkan covid akan masuk, kata Rasulullah kalau solat direnggangkan setan masuk. Siapa yang pernah ketemu dengan Rasulullah? Siapa yang pernah ketemu setan? Siapa yang pernah ketemu WHO?” tanya KH. Sofyan kepada yang hadir.
“WHO katanya, Rasul Katanya. Jika WHO bilang barisan solat dirapatkan corona akan masuk, kata Rasul Solat direnggangkan setan masuk mau ikut ke mana? Mau ikut Rasul atau WHO?”kata KH. Sofyan.
“Terus terang ini perutaran yang berlebihan, tanpa berpikir kita ikut saja. Coba bagaimana peraturan prokes sekarang. Kan cuci tangan pakai sabun katanya virus mati, Di luar sebelum masuk pakai hand sanitaser lagi, tapi kenapa salaman pake kepalan tangan, padahalkan sudah cuci tangan, ” kata KH. Sofyan Yahya.
“Peraturan prokes yang kedua, katanya pake masker. Kan pakai masker itu virus yang di dalam tak bisa keluar, yang di luar tak bisa masuk. Ya kalau sudah pake masker?Kenapa jaga jarak. Ya pake masker lah,” imbuh KH. Sofyan.
Menurut KH. Sopyan Ini terlalu ilmiah. Ia menilai kalau orang sudah terlalu ilmiah maka imannya berkurang. “Dia sudah lupa pada Allah dan akan bersandar dengan kemampuan berpikirnya. Beginilah menurut ilmu pengetahuan, sudah tidak ada yang menurut Allah, ” katanya.
“Dalam Al-Qur’an surat Saba disebutkan, siapa yang bisa menghalangi kehendak Allah. Kalau Allah berkendak baik atau buruk, siapa yang bisa menghalangi, ” pungkas KH. Sofyan Yahya. *** Sopandi