Sabtu, 27 Juli 2024
BerandaGerbangDesaPemdes Bojonggaling Gelar Sosialisasi Pengenalan dan Pencegahan Stunting

Pemdes Bojonggaling Gelar Sosialisasi Pengenalan dan Pencegahan Stunting

Dejurnal.com, Sukabumi – Pemerintah Desa (Pemdes) Desa Bojonggaling Kecamatan Bojonggenteng melaksanakan kegiatan pelatihan pengenalan dan pencegahan dalam penanganan stunting, Kamis (23/12/2021).

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Kegiatan ini di buka langsung oleh Kepala Desa Bojonggaling Eman Sulaeman, S.Pd dan di hadiri oleh bapak camat Kecamatan Bojonggenteng H. Pendi Efendi. S.Ip, BPD Desa Bojonggaling serta hadir pula sebagai narasumber dari dinas kesehatan Puskesmas Bojonggenteng Devi Santika, Am.Keb dan Alfina Nurhidayati, Am.Keb serta para peserta kegiatan dengan jumlah 53 orang kader se Desa Bojonggaling.

Dimana kegiatan pelatihan pengenalan dan pencegahan dalam penanganan stunting ini dilaksanakan di gedung Aula Desa Bojonggaling Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi, (Kamis, 23/12/2021)

Kepala Desa Bojonggaling dan BPD menyampaikan banyak terima kasih kepada camat Kecamatan Bojonggenteng yang telah menghadiri kegiatan ini serta para narasumber yang sudah memberikan materi akan hal stunting ini, para peserta juga berterima kasih atas materi yang diterima.

”Saya selaku kepala Desa dan BPD mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak camat yang telah menyempatkan waktunya untuk menghadiri kegiatan ini serta para narasumber yang telah memberikan materi stunting sehingga kami bisa mengerti apa ini stunting dan bagaimana cara mengatasinya”, Ungkap Eman Sulaeman, S.Pd selaku kepala Desa Bojonggaling.

Alfina Nurhidayati, Am.Keb selaku narasumber mengatakan, tujuan dilaksanakannya pelatihan ini adalah meningkatkan Kapasitas, pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam hal Pencatatan dan Pelaporan (SIP), Pelaksanaan 5 Paket Layanan Pencegahan Stunting di Desa serta Penerapan 1000 HPK sebelum terjadinya Stunting.

Sesuai Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Tahun 2015 Indonesia tertinggi ke-2 dibawah Laos untuk jumlah anak stunting. Indonesia merupakan negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta atau 37 persen balita Indonesia mengalami stunting (kerdil).***Auliong

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI