Dejurnal.com, Bandung – Maju mundurnya Badan Usaha Mlik Desa (BUMDes) biasanya tergantung kepala desa. BUMDes maju, ganti kepala desa, ganti BUMDes-nya bisa kembali dari nol.
Hal ini dikatakan anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi PKS, Tedi Surahman seusai menghadiri undangan BUMDes Bersama (BUMDes Ma) Pancajaya Sejahtera Dayeuhkolot , di Desa Cangkuang Kulon, Kamis (3/2/22).
Oleh karenanya, lanjut Tedi Surahman di PP 11 tahun 2021 ada BUMDes khusus tiap desa, ada BUMDes Bersama. Agar lebih aman memilih penetapan BUMDes Ma oleh desa gabungan di satu kecamatan dibandingkan dengan hanya satu desa.
“BUMDes maju, ganti kepala desa, ganti BUMDes-nya kembali dari nol. Jangan sampai seperti itu, harus tetelap independent. Makanya harus hadir BPD, harus bisa mengawasi posisi Perdes yang dibuat, sehingga nanti BUMDes itu, sampai kapan pun, meski ganti kepala desa akan tetap maju. Jangan gara-gara kepala desa ganti, kemudian BUMDes itu kembali ke nol lagi, ” ujarnya.
Tedi Surahman mencontohkan bebeapa BUMDes yang bagus, seperti di Niagara, di Wangisagara, Kecamatan Majalaya. “Kalau di Dapil 2 ada di Desa Margahayu Tengah. Itu sudah bagus dalam pengelolaan air bersih, ” imbuhnya.
Terkait pertemuan silaturahmi dengan pengurus BUMDes Bersama Pancajaya Sejahtera Dayeuhkolot, Tedi Surahman menyampaikan pertemuan tersebut baru membahas jangka pendek untuk ada ivent bazar yang dilaksnakan oleh BUMDes Ma tersebut. “Itu harus menjadi cikal bakal BUMDes mempasilitasi masyarakat supaya bisa berjualan di mana ada keramaian di situ ada bazar untuk bisa dipasilitaai oleh BUMDes M. Masyarakat dan pelaku UMKM kemudian jualan disitu. Maka timbullah ekonomi di situ. Kalau ekonomi bangkit kan baik untuk semuanya, ” urainya.
Mengenai BUMDes Ma Pancajaya Sejahtera yang akan mengedukasi kampung sepatu, menurt Tedi, BUMDes itu harus berbicara potensi desa, dan potensi wilayah. “Tidak bisa kalau desa itu potensinya A kemudian BUMDes membahas B, tetapi harus A. Kalau di Dayeuhkolot karena yang jadi potemsinya sepatu maka sepatu lah yang harus jadi prioritas.,” jelasnya.
Menurut Tedi, di Dayeuhkollot berbeda dengan daerah lain, ada yang mengelola taman wisata, ada juga yang bekerja sama dengan Perhutani. “Tapi kalau di kita itu harus disesuaikan dengan potensi. Sepatu di kita memang dari dulu, tetapi masalahnya banyak orang yang memaklun dari kita. Kita tidak bisa mempromosikan, tidak bisa menjual, akhirnya hanya nama saja. Yang membuatnya kita, yang besarnya orang lain, ” ujarnya.
Sebagai anggota DPRD, Tedi Surahman mensuport melalui program. “Tentu akan menauport, bisa dari musrembang bisa, kerja sama dengan dinas sesuai dengan potensi yang ada. Kalau BUMDes -nya bisa meningkatkan kapasitas. Kerja sama kita sudah lakukan DPMD dengan Komisi A, ” pungkasnya. ***Sopandi