DeJurnal.com, Bandung – Sosok Jurnalis, selain memiliki skill dalam bidang jurnalistik, juga membutuhkan kreatifitas dan imajinasi serta keberanian dan ketelatenan yang tinggi.
Hal itu disampaikan Agus Eot, seorang jurnalis muda yang diajak bincang santai oleh dejurnal.com, Senin (7/2/2022).
“Jurnalistik bisa saja suatu hobi yang menjanjikan, namun perlu diberi pemahaman dan pendidikan ataupun latihan terlebih dahulu tentang pokok pokok jurnalistik, dan bisa dikatakan “Seni Peran”, ujarnya.
Menurut Agus Eot, seorang jurnalis amatlah penting untuk mengetahui apa sebenarnya makna jurnalisme, untuk apa, dan siapa saja yang bisa menggunakannya.
Bagi seorang yang memiliki “hobi” berpetualang dan memiliki kepercayaan kehidupan bebas dan merdeka, jurnalistik amat disenangi, kenapa begitu?
“Bisa dikatakan jurnalis adalah pekerjaan petualang, hal tersebut dikaitkan bagaimana kemampuan seorang jurnalis untuk survival baik dalam mencari target berita, obyek yang diberitakan, bagaimana cara menuliskan laporan sebuah peristiwa atau hasil investigasi suatu kasus, cara mengumpulkan bahan berita, bagaimana teknik peliputan serta pelaporan berita (Reportase),” jelasnya.
Satu sisi, jurnalis dalam kenyataannya harus bisa membedakan antara fakta dan opini. Dalam hal ini ditekankan dalam menggunakan metode 5W + 1H (What/Apa?, Who/Siapa?, Where /Di mana?, When/Kapan?, Why/Kenapa?, How/Bagaimana?) yang selalu dipakai dalam teknik peliputan untuk lebih mengerucutkan pada suatu permasalahan.
“Dalam jurnalistik seni menulis juga dituntut keahlian dan keindahan yang akan mengiring pembaca untuk memahami isi berita dari judulnya saja, maka penentuan judul juga menentukan bobot dari berita yang akan diterbitkan oleh team redaktur,” katanya.
Dalam hal nyata jurnalistik merupakan Seorang seniman, dan seniman adalah yang mampu menciptakan keindahan, keserasian, dan keharmonisan. Hobi yang dikaitakan dengan suatu pekerjaan dalam jurnalistik, adalah bagaimana cara seorang jurnalis mampu mengaplikasikan hobi menulis “indah”nya yang berbobot hingga memiliki nilai jual. “Jika kita memiliki kemampuan untuk menulis diaplikasikan dengan seni jurnalistik, sehingga memiliki nilai antara hobi dan pekerjaan.
“Kalau anda mencintainya, berarti anda menikmatinya. Salam Satu Pena,” pesan Agus Eot.***Deri Acong