Dejurnal.com, Garut – Dampak penyebaran Covid-19 di kabupaten Garut yang terjadi pada cluster sekolah di berdampak pada ditutupnya kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, H Nurdin Yana MH, hasil rapat Pemerintah Kebupaten Garut bersama unsur Forkopimda dan Satgas Penanganan Covid-19 kabupaten, bahwa tak ada penutupan sekolah kecuali terpapar lebih dari lima orang.
“Kita akan menutup ketika di sekolah tersebut ada yang terpapar lebih dari lima orang maka kita akan tutup sementara sesuai dengan masa inkubasi, selama dua minggu, dan setelah dua minggu maka akan dilakukan analisa,” ucap Nurdin Yana.
Lanjut Sekda, bagi siswa sekolah yang ditemukan terpapar, akan dilakukan swaping, tracking dan tracing. “Semua siswa, akan dilakukan pengecekan termasuk tenaga pendidik di sekolah yang bersangkutan dan ini sudah dilakukan,” tandasnya.
Lanjut Sekda, hari ini pihaknya sudah menutup beberapa fasilitas layanan pendidikan, dari mulai SMK di Bayongbong itu, termasuk SMA Muhamadiyah di Wanaraja sampai tanggal 9 besok. “Setelah itu dibuka kembali,” terang Sekda Nurdin Yana.
Ditanya mengenai jumlah siswa pada pelaksanaan PTM di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahwa diberlakukan 50% PTM dari jumlah normal, meskipun di sekolah tersebut tidak ada yang terpapar.
“Kecuali kelas enam SD, kelas tiga SMP, mereka diberi porsi yang tinggi karena mereka harus masuk ke persiapan ujian,” jelas Nurdin Yana.***Watono