Dejurnal.com, Garut – Sebuah tebing dengan ketinggian lebih kurang 10 meter di Kp. Cempaka RW 05 Desa Godog mengalami longsor, peristiwa lonsor ini terjadi pada hari Sabtu, 26 Maret 2022.
Kendati tidak ada korban jiwa dalam longsor ini namun membuat miris para penduduk Kp. Cempaka yang tinggal di bawah tebing sekitar 481 jiwa.
Pantauan dejurnal.com, tebing longsor yang diduga akibat intesitas curah hujan yang tinggi, nampak hadir di lokasi kejadian Petugas BPBD Garut, Forkopimcam Karangpawitan, dan Kepala Desa beserta jajarannya, Baguna PDIP serta warga masyarakat untuk sama-sama bergotong royong membersihkan longsoran yang menimpa rumah.
Kepala Desa Godog, Agus Komarudin memimpin kerja bakti dan membersihkan matrial bersama warga mengatakan tak ada korban jiwa dalam tebing longsor ini.
“Kami melakukan kerjabakti membersihkan matrial bekas longsoran yang menimpa rumah warga dibawah, saya selaku Kepala Desa, mengucapkan terima kasih kepada Pemda Garut atas perhatiannya dan bantuan disampaikan langsung kepada warga kami, melihat kondisi yang ada dilapangan saya selaku Kepala Desa Godog, berharap segera ada bantuan lain selain bahan sembako, karena Kampung Cempaka ini salah satu pemukiman yang begitu rawan longsor dan perlu diketahui bersama bahwa RW.05 ini ada sekitar 147 KK dengan jumlah jiwa sekitar 481 Jiwa ini hampir kondisinya sangat riskan,” Jelasnya.
Dikatakan Agus Komarudin, untuk hal ini sudah dilakukan assisment dari BPBD Garut, menindaklanjuti laporan dari kecamatan Karangpawitan, berdasarkan hasil asessement BPBD dari lapangan, kejadian bencana di wilayah kecamatan karangpawitan khususnya apa yang telah terjadi adanya kejadian Tanah longsor, tepatnya Pada hari Sabtu, 26 Maret 2022 pukul 06.30 WIB, Lokasi Kp. Campaka RT.01 dan 02 RW. 05 Desa Godog Kecamatan Karangpawitan. Titik Koordinat 7° 14′ 38. 71864″ LS 107° 57′ 35.67542″ BT.
“Hal tersebut diakibatkan oleh curah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan kondisi tanah yang labil maka dibutuhkan penataan lingkungan baik itu Darinase, TPT, Jaling dan Permukiman yang sehat aman dan nyaman,” pungkasnya.
Sementara itu Koord. Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Godog (FKMPG) Sitorus yang berada di lokasi bencana dan Sovi Baguna PDIP mengatakan, emestinya Pemda Garut berkaca dari kejadian sekitar tahun 2016, bahwa pada saat itu terjadi bencana longsor bahkan menelan korban jiwa, jangan sampai ada korban jiwa dan terulang kembali.
“Jujur saya sangat terpukul dan sedih melihat kondisi anak – anak dan atas ketidak berdayaan warga masyarakat disana, dimana permukiman mereka sangat rawan bencana yang bisa mengancam keselamatan nyawa sekitar 174 KK atau 478 jiwa,” ujarnya.
Menurut Sitorus, Pemda Garut jangan diam diri, ia berharap Bupati dan Wakil Garut, Sekretaris Daerah, para Asisten dan SKPD terkait bekerjasama dengan DPRD untuk segera turun kelapangan dan melakukan ada upaya evakuasi warga mengingat saat ini begitu tinggi institas curah hujan, dimana kondisi permukiman ini diatas tebing dengan rata rata kemiringan 30-45 derajat dan curam labil.
Walau berdasarkan dari hasil asisment dari Petugas BPBD dilapangan tersebut, hanya 3 unit rumah terdampak bencana dengan ketinggian sekitar 15 meter lebar sekitar 10 meter, 1 unit rumah, atas nama Ating dimana dalam satu rumah tersebut ada 2 Kepala keluarga 6 jiwa, dan dua unit rumah terancam yaitu atas nama Apip dengan 2 Kepala keluarga dan 5 jiwa serta rumah atas nama Idad dengan 2 Kepala keluarga dengan 13 jiwa.
Padahal fakta dilokasi yang sama dan tidak masuk kedalam assisment ada beberapa rumah kondisinya menunjukan adanya pergerakan tanah sementara dibawahnya ada puluhan rumah, dan tidak jauh dilokasi kejadian tepatnya RT.01/RW 05 hal sama terjadi.
“Jika ini dibiarkan dan terjadinya intensitas hujan yang tinggi tentunya akan berdampak fatal, Pemda Kabupaten Garut bersama SKPD terkait, harus segera melakukan upaya bila perlu evakuasi warga sebelum timbul korban jiwa.***Red