Dejurnal.com, Garut – Anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi Golkar, Deden Sofyan menandaskan terjadinya bencana banjir di Garut bagian selatan Kecamatan Pamengpek dan sekitarnya yang terjadi beberapa hari yang lalu harus menjadi perhatian serius Pemda Kabupaten dan Propinsi Jawa Barat, pasalnya rentang kejadian yang sangat pendek hanya berselang 2 tahun.
Menurut Deden, yang lebih menghawatirkan wilayah Pamengpeuk terhampar rata dan berada di wilayah pesisir laut, artinya jika hutannya tak mendukung terhadap resapan/ tangkapan air atau gundul maka banjir akan menjadi langganan tahunan yang mengancam jiwa dan harta penduduk disana.
“Dari pantauan berita yang saya tangkap semua sepakat menyatakan bahwa penyebab banjir adalah hutan yang gundul atau kurang tegakan, dan itu diakui juga oleh perhutani sebagai pengelola,” ujarnya.
Adapun hujan yang lebat, terang Deden, kejadian hujan itu keadaan alam yang
tidak bisa di kendalikan manusia mau lebat atau kecil, tapi tentang hutan yang gundul dan lebat itu bisa di siasati oleh manusia.
“Kalau ingin cepat rimbun ya tanam yang besar kalau asal – asalan ya tanah yang
kecil yang bila tanam 1.000 pohon yang hidup cuma 100 pohon. Ini yang harus kita pikirkan,” tegasnya.
Lanjut Deden, masyarakat kecamatan Pamengpeuk itu selain penduduk kabupaten Garut juga masuk geografis sebagai penduduk Jawa Barat maka
Pemda Jawa Barat juga harus serius bertanggung jawab.
“Pak gubernur suka menanam pohon besar di dalam kota coba kali ini tanam di hutan yang sangat mendesak untuk segera rimbun karena hujan akan datang setiap tahun dan mengancam keselamatan warga masyarakat,” pintanya.
Deden menyarankan agar Pemda Garut mendesak Pemprop Jabar agar bersama –
sama berkalaborasi menyelesaikan masalah banjir ini. “Hal ini supaya terjadi pemikiran yang sama maka pemda harus milibatkan juga stake holder terutama masyarakat sekitar hutan agar bisa menjaga hutannya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Anggota Legislatif ini mengatakan bahwa pihaknya membaca berita bahwa kerugian fisik akibat banjir Pamengpeuk sekitar Rp 10 milyar belum immaterial, fisik dan fsikis terganggu terutama mental anak – anak yang harus kita jaga agar menjadi penerus yang prima.
“Saya mohon Pemda Garut dan propinsi untuk tidak hanya reaktif menangani kasus banjir ini tapi harus ada langkah prepentive dan segera lakukan penanaman pohon yang berkualitas secara sporadis dengan komponen masyarakat yang peduli hutan,” pungkasnya.***Yohannes