Jumat, 4 Oktober 2024
BerandadePrajaParlementariaDayeuhkolot Punya Ikon dan Sejarah "Karapyak", Legislator Fraksi PAN H. Tedi Supriadi...

Dayeuhkolot Punya Ikon dan Sejarah “Karapyak”, Legislator Fraksi PAN H. Tedi Supriadi : Tak Alasan Tak Diprioritaskan

Dejurnal.com, Bandung – Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi PAN H. Tedi Supriadi menyebutkan, Musyawarah Perencanaan Pembanunan (Musrenbang) tahun sekarang berbeda dengan tahun sebelumnya.

“Kalau tahun kemarin pagu indikatifnya sudah muncul dari awal. Contoh, Kecamatan Dayeuhkolot Rp 3, sekian miliar, kalau sekarang tidak muncul,” kata Tedi seusai monitoring Musrenbang di Kecamatan Dayeuhkolot, Kamis (9/2/2023).

Karena pagu anggaran tidak muncul, menurut lanjut Tedi, ini jadi tantangan bagi delegasi kecamatan khususnya. “Sejauh mana kesepahaman, dan sejauh mana Forum Peramgkat Daerah melirik serta peduli ke Kecamatan Dayeuhkolot yang mungkin beda dengan Kecamatan yang lain, ” ujarnya.

Menurut Tedi, Dayeuhkolot punya keunggulan dari kecamatan yang lain. “Sebagai gerbang Kabupaten Bandung dan mempunyai historis sebagai ibu kota pertama Kabupaten Bandung, Karapyak. Sisi lain ironis, ‘ ongkoh gerbang tapi banjir.’ Ini bisa mengurangi porforma Kabupaten Bandung secara keseluruhan, ” terangnya.

Sebagai anggota DPRD dari dapil 2 , dan sebagai warga salah satu desa di Dayeuhkolot Tedi berharap Forum Pemerintahan Daerah bisa melirik minimal 3 ikon atau isu yang muncul untuk Kecamatan Dayeuhkolot.

“Mudah-mudahan selain ditunjang dengan tim delegasi mumpuni juga ada kepedulian, kesadaran diri untuk memprioritaskan Kecamatan Dayeuhkolot,” katanya.

Banyak ikon di Dayeuhkolot yang menurut Tedi tidak ada alasan untuk Forum Pemerintah Daerah memandang sebelah mata terhadap Kecamatan Dayeuhkolot.

” Saya melihat di media, muncul opini-opini dari beberapa anggota dewan, bahwa anggaran Kabupaten Bandung itu habis untuk menjalankan visi misi bupati. Meski secara reterelek program kerja itu adalah mencerminkan demikian. Pertanyaannya sejauh mana visi misi itu diapresiasikan dalam bentuk angka dan bisa merata minimal jangan ada ” wah inimah da wikayah poltik saya,.”;Anggaran politis juga untuk warga, tapi warga yang mana? ” ujar Tedi.

Jangan sampai, kata Tedi di Musrenbang di Kecamatan Dayeuhkolot, ada kepala desa yang tidak hadir yang mungkin bisa membuat apriori warga. “Padahal mungkin juga mereka sudah bosan, ” pungkasnya. ***Sopandi

Anda bisa mengakses berita di Google News

Baca Juga

JANGAN LEWATKAN

TERPOPULER

TERKINI