Oleh : Yohanes Sitorus *)
Hari Jadi Garut ( HJG ) diperingati setiap tanggal 16 Pebruari, pun dengan HJG ke 210 di tahun 2023 ini. Persiapan perayaan HJG sudah nampak jauh-jauh hari dengan maraknya ornamen dan ucapan spanduk HJG Ke-210 yang dipasang di setiap halaman Gedung SKPD Pemda Kabupaten Garut.
Demikian juga dengan sederet rangkaian acara yang telah dipersiapkan oleh panitia untuk menyemarakkan perhelatan tahunan dengan mengusung jargon “Purnamakarya Rucita Wibawa”.
Mengutip perkataan Ketua DKKG, Purnamakarya Rucita Wibawa artinya karya terbaik yang gemerlap dalam semua bidang, namun tentunya di umur yang ke 210 ini apakah kondisi Kabupaten Garut sudah membaik? Tentunya pertanyaan itu bisa dijawab oleh warga masyarakat Kabupaten Garut sendiri.
Siapapun termasuk penulis, tidak memungkiri akan kepiawaian Rudy Gunawan dan pasangannya Helmi Budiman yang telah mampu mematahkan mitos bahwa Bupati Garut tak akan bisa dua periode karena dalam perjalanan sejarah beberapa Bupati Garut tumbang di pertengahan jalan. Pasangan Rudy Gunawan dan Helmi Budiman telah mampu mematahkan mitos tersebut dengan terpilih kembali menjadi Bupati dan Wakil Bupati untuk kali kedua di Pilkada.
Perjalanan menjadi Bupati/Wakil Bupati di periode kedua tentunya tugas tidak lantas menjadi ringan, namun pekerjaan rumah menanti dengan berbagai dinamika yang complicated. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Garut jeblok, meningkatnya angka kemiskinan, daya beli masyarakat lemah, kriminalitas tinggi, begitu juga masih ditemukannya setiap kecamatan dan desa anak yang mengalami gizi buruk / stunting, HIV – AIDS, dan Ribuan LGBT, serta Kasus NII yang terus menjadi perhatian serius pihak pusat.
Persoalan hukum pun ternyata tidak lepas di masa kepemimpinan Rudy – Helmi, salah satunya dugaan korupsi di lingkup SKPD Pemda Kabupaten Garut termasuk dugaan kasus BOP – RESES – POKIR DPRD Garut Periode 2014 – 2019. Dimana sejak bergulirnya kasus BOP Pokir ini, beberapa pemangku kebijakan mengalami tekanan lalu stres bahkan ada yang meninggal dunia. Ironisnya lagi, dikabarkan ada ASN seorang ibu yang harus kehilangan janinnya karena meninggal dalam kandungannya akibat stress.
Informasi yang penulis terima di minggu kedua bulan Pebruari pihak kejaksaan telah memanggil kembali para Mantan Anggota DPRD Garut Periode 2014 – 2019, termasuk beberapa Anggota DPRD yang menjabat kembali di periode 2019 – 2024, sementara rumor pun beredar para pihak yang dipanggil ini telah mengeluarkan sejumlah nominal uang cukup fantastis sejak bergulirnya kasus tersebut.
Kasus fenomenal yang membuat publik terperangah adalah kasus Bank Intan Jabar (BIJ). Kendati sudah ditangani OJK dan APH namun tentunya publik sedang menunggu hasil akhir dari kasus perbankan yang digadang-gadang ada kredit topengan sehingga membuat oleng BIJ.
Sederet persoalan sosial, maraknya dugaan potongan Bantuan Sosial, BTT Covid -19, Perdin SKPD, tngginya angka perceraian dan perselingkuhan, seks bebas, narkoba, kriminalitas, darurat pelayanan publik, jalan berlubang dan rusak berat sampai memakan korban jiwa, banyaknya gedung sekolah rusak, BSPS RTH, menurunnya kualitas air Bersih, sengketa penyerobotan lahan serta buruknya atas penanganan sampah, tentu menjadi pekerjaan rumah yang berat di Hari Jadi Garut Tahun 2023.
The last not but least, tersiarnya video dan foto pribadi tidak senonoh salah satu kepala desa di Garut menambah lengkap “kado-kado” yang dipersembahkan oleh para pemangku kebijakan di Kabupaten Garut. Sebuah “kado tamparan” yang mencoreng moreng wajah Kabupaten Garut, karena kepala desa itu diketahui juga sebagai Ketua Apdesi Kecamatan.
Purnamakarya Rucita Wibawa, penulis berharap menjadi keniscayaan di Hari Jadi Garut ke 210 dan di masa-masa akhir jabatan Rudy-Helmi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut dengan seabreg “kado-kado indah” yang sudah disebutkan. Wallahualam.(*)
*) Penulis seorang jurnalis dan pemerhati sosial, berdomisili di Kabupaten Garut.