Ciamis — Dalam rangka persiapan pelaksanaan program Sekolah Lapang Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Kuswara Suwarman dari Komunitas Gabungan Aksi Ciamis Cinta Organis Sejati (GACCORS) menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah Kabupaten Ciamis dan para petani untuk mewujudkan pertanian organik yang sehat dan berkelanjutan, hal itu di ungkapkan di sela kegiatan sosialisasi Sekolah Lapangan yang diadakan di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten Ciamis, 20/05/2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari 10 kecamatan. Meski demikian, hanya lima kecamatan yang akan dibiayai oleh pemerintah dalam tahap awal program ini. Seleksi kelompok tani dilakukan secara ketat melalui proses audisi, dengan mempertimbangkan kesiapan lahan, kelengkapan kelompok, serta dukungan dari kepala desa dan camat.
Kuswara menekankan bahwa program ini sejalan dengan Peraturan Daerah tentang pertanian organik yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta visi besar pemerintah pusat yang digaungkan oleh Menteri Pertanian, dan Presiden Prabowo Subianto.
“Ini adalah titik awal bagi Kabupaten Ciamis untuk menjadi daerah pertanian organik. Kami ingin masyarakat hidup sehat terlebih dahulu, lalu meningkat dari sisi produksi. Sehat dari sisi tanah, tanaman, hingga makanan yang dikonsumsi,” ujar Kuswara.
Dalam pelatihan nanti, petani tidak hanya diajarkan cara budidaya padi organik atau membuat kompos, tapi juga diberikan pemahaman tentang kondisi tanah, pengujian fisik lahan, dan perubahan pola pikir menuju pertanian ramah lingkungan. Program ini dirancang untuk berlangsung secara berkelanjutan, menggunakan pendekatan digital dan monitoring berbasis data.
Dari komunitas GACOR sendiri, saat ini sudah terbentuk demplot (demo plot) dengan luas sekitar 40 hektar yang telah menerapkan sistem rice intensification (SRI) Organik. Kegiatan ini sudah berjalan di beberapa lokasi selama 7 sampai 30 hari, tergantung kesiapan lahan dan pengolahan tanah yang masih menghadapi tantangan teknis seperti keterbatasan traktor dan air.
Menurut Kuswara, sistem SRI Organik ini sangat efisien karena hanya membutuhkan 60% air dari pertanian konvensional. Ia pun mengapresiasi sinergi yang sudah terjalin antara komunitas, pemerintah, dan DPRD, termasuk dukungan penuh dari Bupati Herdiat Sunarya.
“Harapan saya, ke depan Ciamis benar-benar menjadi Kabupaten Organik. Kita punya peluang besar, misalnya di Lakbok dengan area persawahan seluas 3.600 hektar. Kalau ini berhasil, nama Ciamis bisa terangkat bukan hanya dari sisi pariwisata, tetapi juga sebagai pionir pertanian organik nasional,” tambah Kuswara.
Sebagai penutup, Kuswara menegaskan bahwa Komunitas GACOR siap terus mendampingi para petani, memberikan bimbingan, mengevaluasi kekurangan, serta memastikan tidak ada kesalahan berulang dalam pelaksanaan program. Ia juga menyoroti pentingnya ketersediaan pupuk organik yang sebenarnya mudah dibuat dan tersedia bahan bakunya di sekitar petani.
“Yang dibutuhkan sekarang adalah motivasi dan pengawasan yang konsisten. Kalau petani punya lahan 100 bata, ya harus maksimal. Sisanya kita bantu. Yang penting kemauan dan semangat untuk berubah,” pungkasnya.