Dejurnal.com, Garut – Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut (DKKG), Irwan Hendarsyah bersama Pembina DKKG, H. Rudy Runawan mengunjungi Pesantren Attariq dan juga warga di sekitar pesantren. Kunjungan ini berkenaan untuk memberikan memberikan pencerahan kepada warga sekitar Pesantren Attariq yang gundah gulana dengan wacana bakal direaktivasinya kembali jalur kereta api Garut – Cikajang.
“Warga masyarakat di sepanjang di sepanjang bantaran rel kereta api jalur Garut-Cikajang ini resah atas adanya wacana reaktivasi jalur kereta api Garut-Cikajang,” cetus Nissa Wargadipraja yang diamini beberapa warga saat menerima kedatangan DKKG, Jumat (9/5/2025)
Nissa yang merupakan salah satu peraih Anugerah Budaya DKKG Bidang Teknolologi Tradisional pada tanggal 23 April 2025 lalu, menjelaskan secara detail keresahan warga bantaran lain pasca pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang bakal mereaktivasi kembali jalur kereta api yang ada di provinsi Jawa Barat.
“Sepanjang jalur Kereta Api Garut Cikajang yang melewati tujuh kecamatan ini, ada sekitar 5000 keluarga yang tentunya merasa resah dan gelisah dengan adanya rencananya reaktivasi ini,” ujarnya.
Pembina DKKG, H. Rudi Gunawan yang merupakan Bupati Garut ke-26 dan memiliki pengalaman dalam reaktivasi jalur Kereta Api Cibatu-Garut menjelaskan bahwa untuk mereaktivasi jalur kereta api ini tentu tidak terjadi secara ujug-ujug.
“Perlu adanya feasibility study (FS) atau studi kelayakan untuk dapat mereaktivasi jalur kereta api, pengalaman saya dulu waktu menjadi bupati, FS ini dilakukan dari tahun 2016-2017, setelah itu baru kemudian mengeksekusi pembebasan lahan,” terangnya.
Menurut H. Rudy Gunawan, hasil studi kelayakan untuk jalur kereta api di Garut hanya sampai Stasiun Garut, tidak sampai ke Cikajang.
“Visible ini menyangkut investasi, prediksi jumlah penumpang, harga dan keuntungan,” ungkapnya.
Kendati demikian, H. Rudy Gunawan menegaskan tidak menutup kemungkinan Gubernur Jawa Barat tetap mengajukan reaktivasi jalur kereta api Garut-Cikajang.
“Himbauan saya kepada warga yang tinggal sepanjang bantaran rel kereta api Garut-Cikajang untuk tetap tenang, namun tetap mengikuti perkembangan, kalaupun reaktivasi ini jadi… kan tidak ujug-ujug, semua ada prosesnya dan tentunya pemerintah tahu mana yang lebih baik dengan efek manfaatnya,” pungkasnya.***Raesha