Dejurnal.com, Bandung – Ada delapan cabang yang dilombakan dalam Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadits (MTQH) ke XXXIX tingkat Jawa Barat yang gelar di Kabupaten Bandung dari tanggal 15-22 Juni 2025.
Delapan cabang dalam MTQH ke-XXXIX ini yaitu Tilawah Al-Quran, Qiraat Al-Quran, Hifzh Al-Quran, Fahmil Al-Quran, Syarhil Al-Quran, Seni Kaligrafi Al-Quran, Musabaqah Hadis Nabi, dan Karya Tulis Ilmiah Al-Quran.
Syarhil Qur’an, satu dari delapan cabang yang diperlombakan dalam MTQH ke-XXXIX ini, digelar di Gedong Budaya Sabilulungan Soreang, Rabu (19/6/2025) petang.
Syarhil Qur’an merupakan sebuah kegiatan yang menampilkan pembacaan ayat Al-Quran, terjemahan puitisnya, dan uraian lisan tentang isi kandungan ayat tersebut. Biasanya dibawakan oleh kelompok yang terdiri dari dua orang lebih.
Pada cabang Syarhil Qur’an ini, kafilah putri dari Kabupaten Bandung tampil dengan nomor peserta S 41, mereka adalah : Shafa Novianti Putri, Alistia Salwatul Mu’afiah, dan Nor Aisyah Humairoh. Mereka dibina oleh Hj.Rahmi Baroroh M, Sos., dan KH. Nurwahid Jamzah.
Hj. Rahmi Baroroh mengatakan, persiapan untuk tampil pada MTQH ke XXXIX tingkat Jabar dalam cabang Syarhil Qur’an selain sudah menjadi juara tingkat kabupaten, dibina lagi dengan persiapan satu tahun, dari proses seleksi sampai 5 tahapan pembinaan yang setiap pembinaannya diakhiri dengan try out.
“Ditandingkan lagi dan ditandingkan lagi. Sulit banget karena menyatukan tiga orang yang berbeda. Beda dengan cabang-cabang lain misalkan tilawah, mereka tampil sendiri-sendiri. Tapi ini beda-beda disatukan jadi satu tim,” kata Hj. Rahmi seusai anak-anak binaannya tampil di Gedong Budaya Sabilulungan Soreang.
Dalam cabang Syarhil Qur’an ini, kata Hj. Rahmi panitia menentukan 10 tema, peserta mengambil 4 tema. Ketika akan tampil disetorkan 4 tema, kemudian diambil 1 tema oleh peserta untuk ditampilkan.
Peserta dari Kabupaten Bandung membawakan tema tentang perundungan atau bullying di kalangan remaja, kemudian tema tersebut disambungkan dengan ayat Al-Quran sebagai rujukan
“Ada tafsirnya, dibahas juga hadits yang berhubungan dengan tema tersebut,” kata Hj. Rahmi yang dipercaya membina karena punya pengalaman sebagai juara Nasional MTQH tahun 2000 di Kota Palu Sulawesi Tengah di cabang yang sama. Kini ia bekerja di Kemenag sebagai penyuluh.
Peserta dari dari Kabupaten Bandung tampil memukau, mendapat aplaus penonton. Hj. Rahmi mengaku yakin anak asuhnya bisa masuk final.
“Harus yakin. Sekarang nunggu hasil, kalau masuk final insyaallah hari Jumat final. Sedangkan putranya kemarin masih di posisi pertama, Mudah-mudahan sama masuk final,” katanya.* Sopandi